Ahad 28 Jun 2020 18:29 WIB

Duh, 50 Persen UMKM Diprediksi Gulung Tikar

Sejumlah langkah dan bantuan sudah digulirkan untuk membantu UMKM yang terdampak.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di industri rumahan Surodinawan, Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (26/6/2020). Sekitar 50 persen pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diperkirakan gulung tikar, akibat pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di industri rumahan Surodinawan, Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (26/6/2020). Sekitar 50 persen pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diperkirakan gulung tikar, akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 50 persen pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diperkirakan gulung tikar, akibat pandemi Covid-19. Maka pemerintah berupaya menyelamatkan UMKM, agar bisa menekan bertambahnya jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan. 

"Setidaknya dari 40 survei memperkirakan separuh UMKM tidak akan mampu survive. Pemerintah berusaha membangkitkan UMKM dengan berbagai cara karena di sana ada 60 juta pengusaha UMKM, belum lagi jumlah tenaga kerjanya," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melalui siaran pers pada Ahad (28/6).

Baca Juga

Ia menyebutkan, berbagai angkah yang dilakukan di antaranya mendorong UMKM menerima bantuan sosial (bansos), memberikan insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi pinjaman. Kementerian Koperasi (Kemenkop) UKM mencatat, ada 60,6 juta UMKM yang sudah terhubung dengan lembaga pembiayaan formal.

Langkah selanjutnya, kata Teten, yaitu memberikan pinjaman baru, termasuk pada koperasi, mendorong Kementerian dan Lembaga serta pemda menyerap produk UMKM, juga kampanye membeli produk lokal. "Semua kebijakan itu ditujukan agar daya beli masyarakat bisa tumbuh, sekaligus menggerakkan perekonomian," kata Teten.