Ahad 28 Jun 2020 22:15 WIB

Yogyakarta Uji Coba Protokol Baru di Destinasi Wisata

Semua kawasan di Yogyakarta diharapkan melakukan uji coba protokol baru pada Juli.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Satria K Yudha
Andong wisata menggunakan sekat plastik transparan untuk kusir dan penumpang di Malioboro, Yogyakarta, Ahad (21/6).  Menyambut normal baru pandemi Covid19, andong wisata di Jogja ikut berbenah
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Andong wisata menggunakan sekat plastik transparan untuk kusir dan penumpang di Malioboro, Yogyakarta, Ahad (21/6). Menyambut normal baru pandemi Covid19, andong wisata di Jogja ikut berbenah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Status tanggap darurat bencana Covid-19 di DIY diperpanjang hingga akhir Juli 2020. Perpanjangan ini dilakukan agar masyarakat terbiasa dalam menjalankan protokol baru untuk melakukan aktivitasnya di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pembiasaan terhadap protokol baru harus dilakukan, apalagi dalam transisi era tatanan normal baru. Selain harus selalu memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak fisik, masyarakat juga disarankan melakukan hal-hal lainnya yang telah ditetapkan. 

"Termasuk membiasakan ikut jalur berjalan satu arah, sehingga tidak berpapasan. Hal-hal demikian itu harus dibiasakan agar menjadi kebiasaan baru. Kebiasaan ini harus secara sukarela dijalankan masyarakat dan menjadi kesadarannya sendiri untuk terus melakukan itu," kata Heroe, akhir pekan ini. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya gencar melakukan uji coba penerapan protokol baru Covid-19. Salah satunya di kawasan Malioboro dengan menerapkan sistem barcode dan sistem zonasi.

Uji coba protokol baru ini juga telah dilakukan di destinasi wisata lainnya di Kota Yogyakarta. Pada Juli nanti, semua kawasan di Kota Yogyakarta diharapkan sudah melakukan uji coba protokol baru yang sudah disiapkan tersebut.

"Bulan Juli adalah mempersiapkan masyarakat dan seluruh pelaku usaha serta sosial untuk akrab dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Maka, proses ini nanti akan banyak petunjuk yang dipasang dan petugas yang akan mengarahkan hal tersebut," ujar Heroe.

Heroe menyebut, pihaknya sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol baru ini. "Jika tidak hati-hati, bisa terjadi gelombang kedua kasus covid. Makanya isu protokol baru, uji coba, penerapan terbatas dan bertahap harus diiringi bersamaan dengan kehidupan sosial dan ekonomi yang sudah sedikit-sedikit dilonggarkan," jelasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement