Ahad 28 Jun 2020 23:24 WIB

PMI Bantu Pengungsi Rohingya yang Terdampat di Aceh

Saat ini pengungsi ditampung di bekas kantor imigrasi di Punteut, Kota Lhokseumawe.

Suasana ketika evakuasi pengungsi Rohingya di Aceh Utara.
Foto: ACT
Suasana ketika evakuasi pengungsi Rohingya di Aceh Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) menyalurkan paket bantuan untuk puluhan pengungsi Rohingya dari Bangladesh yang terdampar di perairan laut Aceh Utara, Provinsi Aceh. Saat ini pengungsi ditampung di bekas kantor imigrasi di Punteut, Kota Lhokseumawe.

"Bantuan yang kami berikan ini berupa perlengkapan ibadah, seperti sarung, sajadah dan mukena. Selain itu paket bantuan lainnya, seperti makanan siap saji dan lainnya juga sudah diberikan kepada para pengungsi," kata Kepala Markas PMI Kota Lhokseumawe Muhammad Waly melalui sambungan telepon, Ahad (28/6).

Baca Juga

Informasi yang diterima PMI, jumlah etnis Rohingya yang terdampar tersebut mencapai 99 orang. Dari jumlah tersebut terdapat anak-anak dan wanita. Bantuan berupa perlengkapan shalat yang diberikan PMI ini sebagai bentuk kepedulian kemanusiaan agar mereka bisa beribadah dengan pakaian yang layak serta nyaman.

Para pengungsi inI ditampung di bekas kantor imigrasi sejak Rabu (23/6) yang sebelumnya kapal motor yang mereka gunakan nyaris tenggelam di perairan laut Aceh Utara, tepatnya di Pantai/Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, akibat mengalamikerusakan saat mengarungi lautan.

Beruntung warga yang tinggal di pesisir pantai melihat dan langsung mengevakuasi merekamengunakan perahu nelayan. Dari hasil pemeriksaan kesehatan, seluruh pengungsi tersebut dalam kondisi baik dan tidak ada yang terluka.

Saat ini tim dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) masih melakukan pendataan. Dari hasil pendataan tersebut informasinya seluruhnya tidak memiliki kartu UNHCR.

"Bantuan terus berdatangan dari berbagai lembaga kemanusiaan, organisasi maupun individu dan kami pun sudah menyiagakan sejumlah relawan untuk bersiaga di lokasi guna mengantisipasi ada dari mereka yang membutuhkan bantuan," katanya.

Waly mengatakan relawan PMI bersama lembaga kemanusiaan lainnya tidak hanya menyalurkan bantuan, saja tetapi melakukan trauma healing khususnya kepada pengungsi yang masih anak-anak, agar sedikit demi sedikit rasa traumanya hilang.

Pihaknya juga sudah berkoodinasi dengan instansi terkait, seperti pemerintah setempat, anggota TNI, Polri dan lainnya dalam operasi kemanusiaan ini. Selain itu, relawan PMI pun melakukan penyemprotan cairan disinfektanke seluruh bagian tempat penampungan mereka dalam upaya mengantisipasi terjadinya penyebaran COVID-19.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement