Ahad 28 Jun 2020 23:59 WIB

Sinergi Petani-Penyuluh Tentukan Produktivitas Bawang Merah

Pemkab Sumbawa targetkan raih luas tanam bawang merah 3.000 hektar

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa menargetkan mampu meraih luas tanam bawang merah 3.000 hektar untuk memenuhi kebutuhan Nusa Tenggara Barat (NTB) sehingga tidak bergantung pada suplai dari luar provinsi.
Foto: dok Kementan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa menargetkan mampu meraih luas tanam bawang merah 3.000 hektar untuk memenuhi kebutuhan Nusa Tenggara Barat (NTB) sehingga tidak bergantung pada suplai dari luar provinsi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA -- Pemerintah Kabupaten Sumbawa menargetkan mampu meraih luas tanam bawang merah 3.000 hektar untuk memenuhi kebutuhan Nusa Tenggara Barat (NTB) sehingga tidak bergantung pada suplai dari luar provinsi. Dengan fokus sentra produksi bawang merah di Desa Serading, Moyo Hilir, seluas 300 hektar, dengan produktifitas rata-rata 14 ton per hektar.

Terkait hal tersebut, Komisi IV DPR RI, H Johan Rosihan menyatakan di tengah pandemi Covid-19, petani didampingi penyuluh harus tetap bersemangat di lapangan untuk berusaha demi ketersediaan pangan, khususnya bawang merah terus meningkat. "Mengingat bawang merah memiliki nilai ekonomis tinggi, sangat berpengaruh pada perekonomian daerah dan nasional maupun kesejahteraan petani," kata Johan.

Dia mengapresiasi petani bersama penyuluh setempat mendukung peningkatan produksi bawang merah, yang merupakan pangan pokok pemicu inflasi di tingkat daerah maupun nasional, sekaligus membuktikan petani Sumbawa khususnya Poktan Buin Sepit di Desa Serading mampu menghasilkan produksi bawang merah berkualitas seperti halnya di daerah lain.

"Serading dapat menjadi sentra baru bawang merah Sumbawa, karena berbeda dengan lokasi lain di Sumbawa, sehingga menjadi sumber pendapatan dan peluang kerja bagi penduduk setempat," kata dia.

Penyuluh Pusat, Lilik Winarti di Kementerian Pertanian RI selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian NTB mengatakan keberhasilan Sumbawa merupakan implementasi instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar petani didampingi penyuluh sinergi di lapangan meski pandemi Covid-19.

"Insan pertanian di seluruh Indonesia harus tetap bekerja dan produktif di tengah pandemi Covid-19, untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus menangkal krisis pangan," kata Lilik Winarti mengutip Mentan Syahrul.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang pentingnya menangkal virus Corona untuk selalu kenakan masker, hindari kerumunan, jaga jarak dan rajin cuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir sebelum dan setelah beraktifitas. 

"Lahan pertanian umumnya di zona hijau, didukung limpahan sinar matahari, diyakini virus Corona tidak berkutik. Asalkan jaga jarak, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir. Petani dan harus sehat. Kalau sehat, stok pangan pun aman," kata Dedi.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Sirajuddin mengatakan bahwa hasil panen bawang merah di Serading mencapai 14 ton per hektar, sementara harga di tingkat petani sekitar Rp32.000 per kg tergolong menguntungkan petani Poktan Buin Sepit menggunakan varietas unggul Super Philip.

"Varietas Super Philip tergolong produktif dan banyak digunakan petani bawang merah lokal, karena cocok dengan kondisi lahan di Sumbawa dan produksinya tinggi, dan dukungan penyuluh setempat sangat menentukan keberhasilan produksi" kata Sirajuddin yang didampingi penyuluh Muhammad Samsul dari BPP Moyo Hilir.

Menurutnya, penambahan luas areal tanam bawang merah sebanyak 225 hingga 300 hektar pada 2020 maka total luas tanam di Sumbawa mencapai 3.000 hektar. Pemkab Sumbawa pun memberi perhatian serius pada pengembangan komoditas pokok tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement