Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Ritel minuman terbesar dunia, Starbucks akan bergabung dengan daftar entitas korporat yang akan berhenti beriklan di platform media sosial Facebook. Raksasa kopi itu mengatakan bahwa ia menentang kebencian dan percaya, baik pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan harus bersatu untuk mempengaruhi perubahan nyata.
âKami akan menghentikan sementara periklanan di semua platform media sosial sementara kami melanjutkan diskusi secara internal, dengan mitra media kami dan dengan organisasi hak sipil dalam upaya untuk menghentikan penyebaran pidato kebencian,â posting blog tersebut sebagaimana dikutip dari The Verge di Jakarta, Senin (29/6/2020).
Baca Juga: 5 Perusahaan Raksasa Dunia yang Boikot Iklan dari Facebook
Seorang juru bicara Starbucks mengatakan kepada The Verge bahwa menghentikan iklan sementara di media sosial tidak termasuk YouTube, sementara itu Starbucks akan terus memposting ke media sosial dan tidak melakukan promosi berbayar.
Starbucks tidak secara resmi bergabung dengan kampanye "Stop Hate For Profit" yang diselenggarakan oleh Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, NAACP, dan organisasi keadilan sosial lainnya.
Kampanye ini ditujukan khusus untuk Facebook dan kebijakan moderatnya seperti ancaman kekerasan, informasi yang salah dan ujaran kebencian, serta seruan untuk memboikot iklan di platform untuk bulan Juli. Unilever, Verizon, Patagonia, Ben & Jerry's, Magnolia Pictures, Honda, dan Hershey semuanya telah menandatangani kampanye Stop Hate for Profit.
Atas ramainya pemboikotan, pendiri Facebook Mark Zuckerberg mengatakan Facebook juga akan melarang iklan yang mengandung unsur rasial, etnis, asal kebangsaan, afiliasi agama, kasta, orientasi seksual, identitas gender atau status imigrasi sebagai ancaman bagi orang lain.
Mark Zuckerberg juga mengumumkan serangkaian perubahan pekan lalu yang tidak secara langsung sebagai tanggapan terhadap boikot pengiklan, sekaligus mengatasi beberapa kritik terhadap kebijakan perusahaan.
"Facebook berdiri terdepan memberikan suara kepada orang-orang, terutama bagi mereka yang tak mempunyai power dalam bersuara, atau sebagai kekuatan untuk membagikan pengalaman mereka," kata Zuckerberg dalam pertemuan perusahaan.
"Sangat penting bagi kami untuk memastikan platform kami memenuhi prinsip-prinsip ini." tambahnya lagi.