REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia tidak pernah diarahkan dan diberitahu tentang langkah Rusia menawarkan uang ke Taliban untuk membunuh pasukan AS di Afghanistan. Dalam laporannya surat kabar AS, New York Times menulis Trump sudah diarahkan intelijen mengenai tawaran tersebut.
"Tidak ada yang mengarahkan saya atau Wakil Presiden Mike Pence atau Kepala Staf Mark Meadows tentang apa yang disebut serangan oleh Rusia terhadap pasukan kami di Afghanistan, semua orang membantahnya dan tidak lagi banyak serangan terhadap kami," cicit Trump, Senin (29/6).
Sebelumnya, Rusia juga membantah laporan yang mereka sebut tuduhan 'tanpa dasar'. Kedutaan Besar Rusia di AS mengatakan klaim itu mengancam diplomasi kedua negara. Melalui cicitan yang lainnya Trump menegaskan laporan the New York Times tidak benar.
"Intel baru saja melaporkan kepada saya mereka tidak menemukan informasi kredibel, dan karenanya tidak melaporkannya ke saya atau Wakil Presiden," kata Trump di Twitter.
Pada Jumat ( 26/6) lalu, New York Time dan Washington Post mengutip pejabat AS yang mengatakan sebuah unit intelijen militer Rusia yang memiliki sejumlah hubungan dengan upaya pembunuhan di Eropa menjanjikan uang pada Taliban untuk membunuh pasukan AS. Tidaknya hanya Trump dan Rusia, Taliban juga membantah pernah membuat kesepakatan semacam itu dengan Rusia.
Pada Ahad (28/6) kemarin, New York Times mempublikasikan laporan tambahan yang mengatakan intelijen dan pasukan Operasi Khusus AS di Afghanistan sudah memperingatkan atasan mereka sejak mereka mulai curiga Rusia menawarkan uang pada bulan Januari. Laporan itu mengutip pejabat yang mengetahui isu ini.
Ketua House of Representative Nancy Pelosi yang kerap mendapat arahan dari intelijen mengatakan ia tidak mengetahui mengenai hal tersebut. Ia meminta Kongres diberi arahan.
Pelosi mengatakan laporan New York Times dan bantahan Trump memperlihatkan semakin banyak bukti Trump mengabaikan tuduhan terhadap Rusia untuk mengakomodasi kepentingan Presiden Vladimir Putin.
"Ada sesuatu yang sangat salah di sini, tapi ini pasti jawabannya," kata Pelosi di stasiun televisi ABC News.
Pelosi menambahkan Trump sudah mendukung Putin dengan mengurangi dominasi AS di NATO. Langkah presiden AS ke-45 itu untuk menarik pasukan AS di Jerman dan mengundang kembali Rusia ke G-8 juga untuk memenuhi kepentingan Putin.