REPUBLIKA.CO.ID, KASTAMONU -- Pemugaran Masjid Nasrullah Kadi yang dibangun pada tahun 1506 (masa Kesultanan Ottoman) menuai kritik dari sejumlah pihak. Masjid yang berlokasi di Kota Kastamonu, Turki, itu dinilai kehilangan identitasnya setelah direstorasi.
Restorasi masjid itu sebenarnya telah selesai sejak 2016 lalu. Namun, kehebohan publik muncul setelah foto perbandingan bentuk masjid sebelum dan sesudah restorasi tersebar di jagat maya.
Pada foto setelah restorasi, tampak masjid diubah menjadi warna putih. Selain itu, sejumlah karya seni juga dicabut dari masjid yang didirikan seorang hakim pada masa kejayaan Ottoman itu.
Melihat hal itu, publik geram. "Dicat putih, itu bukan pemugaran," bunyi komentar di media sosial. "Pembunuhan sejarah," bunyi kritik lainnya.
Melansir laporan Daily News, Sabtu (27/6), restorasi masjid tersebut diduga juga menghilangkan banyak ornamen dan tulisan kaligrafi. Padahal sejumlah kaligrafi dibuat oleh kaligrafer terkenal Ahmet Şevket Efendi.
Mustafa Bektaşoğlu, seorang ahli seni Islam Turki, mengatakan, masjid tersebut tidak sepantasnya direstorasi menjadi seperti itu. "Saya tidak bisa mempercayai mata saya dan menahan air mata ketika saya masuk, (karena) restorasi ini. Masjid ini adalah inspirasi dan saya teliti sejak masa kecil," ucapnya.
Sinan Genim, arsitek dalam pemugaran itu, menyebut, restorasi dilakukan untuk mengembalikan bentuk masjid pada periode 1750-an. Bentuk masjid dalam periode setelah itu memang tak ditampilkan dalam restorasi kali ini.
Burhan Ersoy, direktur yayasan pengelola masjid, mengatakan, memang terdapat karya seni di masjid itu yang datang dari periode berbeda. Namun, semua pengerjaan, kata dia, dilaksanakan secara hati-hati berdasarkan saran ahli.
Sumber:
https://www.hurriyetdailynews.com/restoration-in-historical-mosque-raises-eyebrows-156046