REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perhatian dan bantuan cepat tanggap diberikan Dompet Dhuafa untuk pengungsi Rohingya yang diselamatkan di Aceh, Rabu (24/6) lalu. Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Aceh, dr. Nuril Annissa Niswanto menyatakan, fokus pendampingan dan bantuan diberikan untuk kesehatan dan pangan.
"Kondisi mereka saat ini sudah stabil. Dari pihak berwenang juga sudah melakukan rapid test untuk Covid-19 dan hasilnya sementara non-reactive," ujar dr. Nuril saat dihubungi Republika, Senin (29/6).
Para pengungsi ini sudah berbulan-bulan berada di lautan. Ia menyebut wajar jika ada beberapa yang kondisinya menurun. Namun, semua pengungsi sudah mendapatkan penanganan dan dalam pengawasan.
Dompet Dhuafa Aceh disebut menurunkan tim untuk berjaga di lokasi sembari bekerja sama dengan relawan lainnya. Saat berita ini dibuat, tim disebut sedang melakukan rapat dengan pihak pemerintah setempat maupun lembaga lainnya, untuk membahas koordinasi kegiatan.
Sejauh ini, beberapa bantuan sudah diberikan Dompet Dhuafa untuk 99 pengungsi asal Rohingya. Di antaranya, membagikan makanan berupa nasi bungkus di pagi hari dan siang, serta makanan ringan berupa bubur kacang hijau.
Selain itu, diberikan juga pendampingan dari sisi kesehatan. Kondisi mereka diawasi dan diperhatikan dengan sebaik mungkin."Kemarin malam sempat ada yang demam, kita periksa. Di sana ada tim yang profesinya perawat dan relawan berprofesi sebagai dokter," lanjutnya.
Dalam kondisi di tengah pandemi Covid-19, pemantauan dan pengawasan kesehatan menjadi sangat penting. Apapun temuan yang didapat akan dilaporkan ke dinas kesehatan setempat.
Kolaborasi antara Dompet Dhuafa, pemerintah setempat dan lembaga kemanusiaan lainnya terus dilakukan. Dinas kesehatan akan menyediakan tenaga kesehatan sementara Dompet Dhuafa akan menyuplai obat-obatan yang diperlukan.
Saat ini, 99 pengungsi ditempatkan di bekas kantor Imigrasi blang mangat, Kota Lhokseumawe. 99 jiwa ini terdiri dari anak perempuan 23 orang, anak laki-laki 10 orang, wanita dewasa 49 orang, dan pria dewasa 17 orang.
Di dekat lokasi pengungsian, Dompet Dhuafa juga menyiapkan dapur umum. Tujuannya bukan hanya menyediakan makanan bagi pengungsi dan relawan atau tim yang ada di lokasi, tapi juga memberi kegiatan bagi warga Rohingya ini.
Untuk anak-anak atau kelompok rentan lainnya, Dompet Dhuafa akan melakukan konsultasi dengan relawan ahli gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Pemeriksaan ulang akan diupayakan dilakukan, untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan gizi masing-masing pengungsi.
"Ini untuk membantu kita meramu makanan seperti apa yang dibutuhkan mereka. Misal, untuk anak-anak ternyata gizinya kurang, maka makanan seperti apa yang dibutuhkan. Anak-anak kadang kebutuhannya berbeda dari orang dewasa," kata dr. Nuril.
Untuk mencegah penularan Covid-19 maupun menjaga kondisi yang aman dari pandemi, Dompet Dhuafa membagikan masker dan cairan penyanitasi tangan. Ke depan, ada rencana untuk menyediakan bilik sterilisasi.