Senin 29 Jun 2020 18:05 WIB

Negara Arab Diminta tak Normalisasi Hubungan dengan Israel

Normalisasi hubungan Israel dengan imbalan penghapusan aneksasi tak dapat diterima

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Israel-Palestina
Bendera Israel-Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat memperingatkan negara-negara Arab tak menormalisasi hubungan dengan Israel. Apalagi hal itu ditawarkan sebagai imbalan untuk menghentikan rencana pencaplokan Tepi Barat dan Lembah Yordan.

Saat berbicara kepada Palestine TV, Erekat mengatakan pembicaraan tentang normalisasi hubungan antara Arab dan Israel dengan imbalan penghapusan rencana aneksasi adalah salah serta tak dapat diterima. Dia menekankan, hubungan Arab dengan Israel tergantung pada komitmen yang tertuang dalam Inisiatif Perdamaian Arab.

Baca Juga

Inisiatif itu menuntut Israel menarik diri dari wilayah yang diduduki pada 1967, termasuk Dataran Tinggi Golan. Inisiatif itu pun menetapkan pembentukan negara Palestina yang diakui secara internasional dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Israel akan memperoleh pengakuan dari negara-negara Arab setelah melaksanakan ketentuan Inisiatif Perdamaian Arab. "Kepentingan dan posisi kita sebagai orang Arab membutuhkan solidaritas dan persatuan kita," ujar Erekat, dikutip laman Middle East Monitor pada Senin (29/6).

Dia menekankan jika kebijakan aneksasi Tepi Barat dieksekusi, Israel harus memikul tanggung jawabnya. "(Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan sampah dari Rafah, Yerusalem, dan Hebron, dan dia akan memikul tanggung jawab penuhnya sebagai kekuatan pendudukan," ucapnya.

Israel berencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat pada 1 Juli mendatang. Israel telah menyatakan tidak akan mengakui negara Palestina sebagai bagian dari rencana aneksasi tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement