Senin 29 Jun 2020 18:44 WIB

Sengkarut New Normal: Nyawa Manusia Jadi Taruhan

New normal memicu pertambahan kasus baru covid-19.

Memakai masker adalah prosedur wajib pada masa new normal. Sayangnya masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Memakai masker adalah prosedur wajib pada masa new normal. Sayangnya masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Kasus Covid-19 di Tanah Air terus bertambah. Sampai akhir Juni, jumlah yang terdata melewati 50 ribu kasus. Diperkirakan, jumlahnya akan terus bertambah seiring pencabutan PSBB dan diterapkannya kenormalan baru.

Kebijakan normal baru pun disoroti. Para ahli berpandangan, hal tersebut memicu pertambahan kasus baru.

Karena masyarakat kita cenderung tak disiplin, bahkan abai terhadap protokol kesehatan yang dianjurkan. Karena itu, pemerintah diimbau untuk meninjau ulang program normal baru.

Desakan dari para pelaku ekonomi raksasa seharusnya tak mendorong pemerintah gegabah memberlakukan kenormalan baru. Kelesuan ekonomi memang risiko yang harus ditanggung, tetapi nyawa manusia tentu lebih berharga. Negara harus mencari solusi jitu bagi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak.

Selain itu, melakukan tes masif dan pelacakan demi memastikan individu yang terinfeksi tidak menularkan kepada orang sehat. Dengan tata kelola negara yang baik, setiap permasalahan yang dihadapi tentu dapat diselesaikan.

PENGIRIM: Tolawati, Makassar

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement