REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengaku tidak pernah diarahkan tentang langkah Rusia menawarkan uang ke Taliban untuk membunuh pasukan AS di Afghanistan. Menurutnya, bantahan itu menunjukkan fokus utama Trump bukan keamanan nasional AS.
"Fakta bahwa Presiden merasa harus mencicit tentang berita menunjukan fokus utamanya bukan keamanan pasukan kami, tapi apakah ia terlihat memperhatikan atau tidak, sehingga ia mengatakan tidak ada yang memberitahunya mengenai hal ini maka tidak ada yang bisa menyalahkannya," kata Bolton dalam acara State of the Union, stasiun televisi CNN Ahad (28/6) malam lalu.
Bolton yakin motivasi Trump membantah pernah diberitahu 'Rusia menawarkan uang bagi mereka yang bisa membunuh pasukan AS dan pemerintah tidak melakukan apa-apa mengenai itu akan membuatnya terlihat buruk'. Bolton mengatakan karena itu Trump menanggapi laporan New York Times dengan lepas tangan.
"Jelas ada yang lebih banyak daripada cerita ini, tapi sangat luar biasa presiden keluar jalurnya untuk mengatakan ia belum pernah mendengar apa-apa tentang ini," kata Bolton.
Pada Jumat ( 26/6) lalu, New York Time dan Washington Post mengutip pejabat AS yang mengatakan sebuah unit intelijen militer Rusia yang memiliki sejumlah hubungan dengan upaya pembunuhan di Eropa menjanjikan uang pada Taliban untuk membunuh pasukan AS. New York Times melaporkan Trump sudah diarahkan mengenai hal tersebut.
Melalui media sosial Twitter, Trump menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan ia tidak pernah diarahkan dan diberitahu tentang langkah Rusia tersebut. Trump mengatakan tidak ada pejabat tertinggi yang pernah mendapat arahan mengenai hal itu.
"Tidak ada yang mengarahkan saya atau Wakil Presiden Mike Pence atau Kepala Staf Mark Meadows tentang apa yang disebut serangan oleh Rusia terhadap pasukan kami di Afghanistan, semua orang membantahnya dan tidak lagi banyak serangan terhadap kami," cicit Trump.
Rusia juga membantah laporan yang mereka sebut tuduhan 'tanpa dasar'. Kedutaan Besar Rusia di AS mengatakan klaim itu mengancam diplomasi kedua negara. Melalui cicitan yang lainnya, Trump menegaskan laporan the New York Times tidak benar.
"Intel baru saja melaporkan kepada saya mereka tidak menemukan informasi kredibel, dan karenanya tidak melaporkannya ke saya atau wakil presiden," kata Trump di Twitter.
Pada Ahad (28/6) kemarin, New York Times mempublikasikan laporan tambahan yang mengatakan intelijen dan pasukan operasi khusus AS di Afghanistan sudah memperingatkan atasan mereka sejak mulai curiga Rusia menawarkan uang pada Januari. Laporan tersebut mengutip pejabat yang mengetahui isu ini.