Senin 29 Jun 2020 20:26 WIB

Harimau Gantung Ciri Dikirim ke Pusat Rehabilitasi

Harimau Gantung Ciri dievakuasi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Harimau yang ditangkap warga di Gantung Ciri.
Foto: Tangkapan layar Youtube
Harimau yang ditangkap warga di Gantung Ciri.

REPUBLIKA.CO.ID,KABUPATEN SOLOK--Kepala Resor Konservasi Wilayah Solok Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Afrilius mengatakan pihaknya sudah selesai melakukan evakuasi terhadap seekor harimau jantan berusia kurang lebih satu tahun. Harimau yang diberi nama Putra Singgulung tersebut masuk perangkap sejak Ahad (28/6) kemarin. Tapi BKSDA baru dapat melakukan evakuasi dan mengirim satwa liar yang dilindungi itu ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD).

"Kondisi harimau dalam keadaan sehat. Kita melakukan penjeratan demi memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. Supaya masyarakat aman dan harimau juga selamat," kata Afrilius di Nagari Ganting Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Putra Singgulung diprediksi berusia lebih kurang 1 tahun. Ia memiliki berat badan 50 kg dan panjang 1,5 meter.

Baca Juga

Afrilius menyebutkan Putra Singgulung ini merupakan saudara dari Putri Singgulung. Yaitu harimau betina yang juga berhasil dijerat 13 Juni lalu di lokasi yang sama. BKSDA mulai melakukan tindakan di Gantung Ciri ini berawal dari laporan masyarakat yang kerap melihat 3 ekor harimau. Yang terdiri dari 1 induk dan 2 anak.

Setelah Putra Singgulung dan Putri Singgulung, masyarakat kini masih dibayang-bayangi oleh induk harimau yang masih berkeliaran.

Afrilius berharap induk harimau yang diprediksi masih di kawasan area penggunaan lain (APL) masuk ke dalam hutan lindung yang menjadi habitatnya. Tapi BKSDA bersama masyarakat masih memasang jeratan agar dapat mengevakuasi sang induk bila masih berada di dekat pemukiman masyarakat.

Dengan sudah dua ekor harimau dievakuasi BKSDA sudah mengizinkan masyarakat kembali ke ladang. Tapi menurut Afrilius, masyarakat tetap harus hati-hati karena masih ada kemungkinan induk harimau belum pergi jauh.

BKSDA mulai memasang perangkap karena harimau berkeliaran tidak jauh dari pemukiman warga. Warga melaporkan ada 3 ekor harimau terlihat pada 7-13 Mei 2020 lalu. Selain ada warga yang melihat, juga banyak ditemukan jejak-jejak harimau di Nagari Gantung Ciri. Bahkan pada 8 Juni 2020, salah satu harimau menerkam anjing milik warga di perkebunan.

"Kami masih memberikan pendampingan kepada warga. Sekarang silakan kembali ke ladang untuk panen dan lainnya. Tapi jangan ada perburuan (harimau) karena walau bagaimanapun itu satwa yang dilindungi," ujar Afrilius.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement