REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sebanyak empat helikopter dikerahkan untuk proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
“Kami fokus pada pemadaman dan pendinginan kebakaran lahan gambut di Pelalawan bersama-sama rekan-rekan Satgas Karhutla, Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri, dan juga termasuk dari perusahaan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Senin (29/6).
Ia menjelaskan karhutla cukup besar terjadi di Pelalawan yang merupakan open access dan berbatasan dengan konsesi perusahaan PT Arara Abadi. Empat helikopter yang dikerahkan, dua di antaranya dari Satgas Karhutla Riau yakni heli jenis Bell 412 dan heli Kamov. Sedangkan, dua heli lainnya yakni jenis Superpuma dari pihak perusahaan PT Arara Abadi yang merupakan anak perusahaan APP Sinar Mas.
Empat heli tersebut melakukan operasi water bombing yakni menjatuhkan air dari udara. Kegiatan tersebut untuk membantu pemadaman yang dilakukan personel di darat.
“Untuk luasan kebakaran belum kami kalkulasikan karena sedang fokus pada pemadaman dan pendinginan di lokasi kebakaran lahan,” katanya.
Sementara itu, Humas PT Arara Abadi Nurul Huda menjelaskan kebakaran di daerah tersebut mulai terdeteksi pada Ahad (28/6). Api berasal dari luar konsesi perusahaan industri kehutanan tersebut.
“Diperkirakan sekitar 200 meter dari luar konsesi Arara Abadi yang mengancam area kawasan tanaman kehidupan yang kerja sama dengan masyarakat," kata Nurul.
Menurut dia, kebakaran lahan mulai bisa dikendalikan. "Api saat ini sudah padam, baik yang di kawasan tanaman kehidupan maupun di kawasan luar konsesi. Namun heli tetap melakukan water bombing untuk mendinginkan lokasi agar asap berkurang," ujarnya.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, jumlah titik panas pada Senin sore terdeteksi ada 11 di Riau. Jumlah ini menurun dibandingkan Senin pagi yang terdata ada 41 titik panas.
Titik panas paling banyak di Kabupaten Pelalawan ada enam titik, kemudian di Kota Dumai ada tiga titik, dan Kabupaten Rokan Hulu dan Siak masing-masing satu titik. Dari jumlah tersebut, ada tiga titik yang tercatat punya tingkat keakuratan di atas 80 hingga 100 persen yang semuanya berlokasi di Kabupaten Pelalawan.