REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengadakan rapat monitoring, evaluasi survailance, promotive and preventative Covid-19. Rapat itu digelar di ruang rapat pimpinan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (29/6).
"Forum ini harus rutin dilakukan karena bertujuan untuk mengevaluasi situasi dan melahirkan strategi serta konsep pertimbangan pakar di sektor hulu untuk upaya pencegahan Covid-19. Saat ini kami harus fokus pada pencegahan. Jangan sampai kami sibuk dalam hal penindakan seperti mengobati dan membangun rumah sakit. Sementara pencegahan tidak dimaksimalkan," katanya dalam keterang tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta.
Kemudian, ia melanjutkan bagian hulu sangat penting diintervensi juga agar nantinya ada pertimbangan. Ada beberapa masukan saat rapat ini berlangsung. Termasuk penggunaan masker secara ketat, protapkes lainnya, payung hukum sanksi, masif rapid test dan PCR sebagai satu dari tiga rekomendasi menekan penyebaran, masif edukasi oleh promkes ke masyarakat serta kebersamaan pemerintah.
"Tidak lupa seluruh elemen hingga peran aktif RT/RW sebagai benteng terdepan dalam memonitor warganya setiap hari dan masukan positif lainnya. Masukan itu semuanya, akan kami teruskan sebagai pertimbangan kepada gubernur, wali kota dan bupati untuk follow up nantinya," kata dia.
Sementara itu, Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak mengatakan ia memperketat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 di daerahnya dengan mendirikan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Laboratorium ini dilengkapi dengan alat PCR untuk memeriksa spesimen swab secara mandiri tanpa harus menunggu hasil tes swab dari Makassar.
Selain itu, ia gencar melakukan tes swab dengan menyiapkan mobil tes swab keliling yang mampu menjangkau warganya hingga di daerah pelosok. Pemkab Soppeng juga menyiapkan ruang isolasi khusus Covid-19 di gedung bekas RSUD Ajjapangnge.
"Saya memberikan apresiasi atas rapat yang diinisiasi oleh Wagub Sulsel. Saya harap jangan ragu pertemuan seperti ini. Panggil semua bupati/wali kota, para pakar membicarakan masalah ini bersama," kata dia.
Lalu, lanjut dia, dalam wabah Covid-19 ini, rumusnya adalah isolasi atau dijaga. Saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua kasus (covid-19 pertama di Indonesia), ia mulai siapkan APD, penyiapan rumah sakit dan sebagainya. Ia pun membuat RS yang khusus melayani pasien Covid-19 hingga memisahkan pelayanan kesehatan lainnya.
Selain itu, ia melibatkan berbagai pihak dari tim kesehatan, tim surveilans, TNI-POLRI, Lurah/Desa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan sebagainya. Hingga ia berhasil memutus penyebaran Covid-19.
Kaswadi mengaku masyarakatnya aktif untuk memberi tahu jika ada pergerakan masyarakat yang dari luar Soppeng. "Kepala Daerah punya kewenangan manfaatkan kekuatannya. Harus tegas. Ambil sikap. Kami bekerja sesuai keahlian. Kami tidak boleh lemah di mata masyarakat. Semua bergerak, bersama pak Gubernur, pak Wakil Gubernur. Insya Allah wabah Covid-19 cepat selesai," kata dia. Rapat tersebut juga dihadiri oleh Pj Wali kota Makassar, Rudy Djamaluddin, Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak, Gugus Tugas Covid-19 beserta Pakar Epidemiolog dan Akademisi perguruan tinggi.