Selasa 30 Jun 2020 01:19 WIB

Dinkes Minta Tenaga Medis Berhati-hati Tangani Pasien Corona

Sebanyak 12 orang perawat dan dokter dinyatakan positif terpapar virus corona di Aceh

Seorang tenaga kesehatan melepaskan sarung tangan medis usai mengambil sampel untuk tes usap (swab) Covid-19 massal (ilustrasi)
Foto: Antara/FB Anggoro
Seorang tenaga kesehatan melepaskan sarung tangan medis usai mengambil sampel untuk tes usap (swab) Covid-19 massal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kesehatan Aceh meminta tenaga medis untuk lebih berhati-hati saat menangani pasien Covid-19. Hal itu disampaikan seiring 12 orang perawat dan dokter yang dinyatakan positif terpapar virus corona di provinsi paling barat Indonesia itu.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif di Banda Aceh Senin (29/6) mengatakan tenaga medis yang terpapar Covid-19 yakni dua dokter dari Rumah Sakit Meuraxa Kota Banda Aceh dan satu orang dari Puskesmas Simpang Kiri Kabupaten Aceh Tamiang. "Untuk itu kami berharap kita harus lebih hati-hati. Apalagi tenaga medis menjadi garda terdepan, sehingga harus hati-hati," kata Hanif.

Baca Juga

Selain dokter, terdapat sembilan perawat yang juga positif Covid-19. Masing-masing satu orang di Puskesmas Simpang Kiri dan Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh, serta tujuh orang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh.

Hanif menjelaskan tenaga medis memang rentan terpapar Covid-19. Ada beberapa bagian yang rawan tenaga medis tertular dalam memberi tindakan medis, seperti saat memasang ventilator, serta tindakan lain yang berhubungan langsung dengan pasien. "Kemudian pada saat membuka baju, masker, jadi baju itu sudah terkontaminasi saat dibuka sehingga terinfeksi. Itu salah satu titik rawannya di samping titik-titik rawan yang lain," katanya.

Oleh karena itu, Hanif mengingatkan tenaga medis untuk selalu berhati-hati, terutama di fasilitas kesehatan yang dianggap tidak langsung memberikan layanan terhadap pasien Covid-19, seperti Puskesmas dan lainnya. Menurut Hanif, kondisi sekarang banyak warga dalam status orang tanpa gejala (OTG) yang berobat ke Puskesmas. Namun, pertugas medis tidak mengetahui orang tersebut telah positif virus corona karena tidak menunjukkan gejala apapun.

Dia berobat ke Puskesmas, gejala tidak ada, disitu biasanya yang membuat tenaga kesehatan itu kena. "Atau berobat dengan penyakit lain, misalnya ke UGD dengan kecelakaan lalu lintas," katanya.

Karena itu, dia berharap semua tenaga kesehatan pada saat melakukan tugas harus lebih hati-hati. Perhatikan kembali kelengkapan alat pelindung diri dan semua yang dibutuhkan pada saat pelayanan," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement