REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Agama memiliki peranan besar dalam kehidupan di Mesir. Nuansa toleransi itu pun nampak di ibukota Kairo yang dikenal sebagai negeri seribu menara.
Dalam buku Ensiklopedia Peradaban Islam Kairo karya Muhammad Syafii Antonio dijelaskan, nuansa toleransi sangat kental di Kairo. Hal itu dibuktikan meski Kairo merupakan kota dengan penduduk mayoritas Muslim serta dipenuhi menara-menara masjid, namun terdapat banyak gereja yang didirikan di sana.
Dalam sejarahnya, kaum Kristen Koptik bahkan memiliki kedekatan batin yang sangat kuat dengan kaum Muslim Mesir. Menurut konstitusi Mesir, semua perundang-undangan harus sesuai dengan hukum Islam. Negara mengakui madzhab Hanafi lewat Kementerian Agama.
Meski menganut hukum Islam, namun nuansa keragaman dalam toleransi pun terasa. Data menunjukkan, sebanyak 90 persen penduduk Mesir adalah Muslim dengan mayoritasnya adalah Muslim Sunni.
Sedangkan 10 persen penduduk Mesir menganut agama Kristen komposisi Koptik (Koptik Ortodoks, Katolik Koptik, dan Protestan Koptik). Secara historis pula, modernisasi di bidang pendidikan pun terjadi di Mesir, sehingga hal itu berkontribusi pada kemajuan di bidang sosial dan toleransi bagi masyarakatnya.