Selasa 30 Jun 2020 13:27 WIB

Menag: Indonesia Selalu di Belakang Perjuangan Palestina

Prinsip bangsa Indonesia adalah menentang segala bentuk penjajahan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Menag: Indonesia Selalu  di Belakang Perjuangan Palestina. Menag Fachrul Razi
Foto: Dok Kemenag
Menag: Indonesia Selalu di Belakang Perjuangan Palestina. Menag Fachrul Razi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menegaskan sikap Indonesia terus mendukung perjuangan rakyat Palestina. Penegasan ini disampaikan Menag saat berbicara pada konferensi internasional tentang Yerusalem yang digelar secara daring pada Senin malam (29/6).

Konferensi ini diikuti utusan dari sekitar 50 negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim di dunia. Keikutsertaan Indonesia dalam forum ini diwakili oleh Menag dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj. 

Baca Juga

Sementara Ketua Konferensi Yerusalem adalah Mahmud Al-Habbasy dari Palestina. Sebagai penghubung acara adalah Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun. Fachrul mengapresiasi penyelenggaraan konferensi internasional tentang Yerusalem ini. 

"Mewakili pemerintah Indonesia, kami menyampaikan bangsa Indonesia selalu dan tetap akan berdiri di belakang perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh hak sebagai negara dan bangsa merdeka, berdaulat, dan mandiri," kata Fachrul melalui pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (30/6).

Dia mengatakan, prinsip bangsa Indonesia adalah menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi yang tertuang dalam pembukaan konstitusi Indonesia. Sebagai negara demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Indonesia menganut prinsip penegakan keadilan seluas-luasnya untuk semua warga bangsa di dunia, tanpa memandang perbedaan agama, keyakinan, ras, suku, bahasa, warna kulit dan lain-lain. 

Menurutnya, setiap bangsa memiliki hak penuh untuk merdeka, bebas dari penjajahan yang membelenggu keinginan untuk maju dan berkembang dalam menentukan nasibnya sendiri. Sejarah telah mencatat Yerusalem merupakan kota yang penuh dengan berkah sekaligus banyak kepentingan dan silih berganti dalam penguasaan dari berbagai kekuatan di Timur Tengah yang sangat rumit. 

"Namun, fakta telah berbicara, sebagai kota suci tiga agama, yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam, harus dipastikan tidak ada aneksasi secara sepihak dengan permusuhan dan kedzaliman," ujarnya.

Menurut Fachrul, Bangsa Indonesia terus memberikan dukungan kepada proses perdamaian abadi di Yerusalem khususnya dan Palestina pada umumnya. Harus membangun kepercayaan antara satu dengan yang lain, sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk menatap masa depan yang cerah. 

Menag juga mengajak seluruh elemen bangsa di dunia mendukung upaya perdamaian di Palestina, khususnya di Yerusalem agar tidak lagi ada peperangan dan krisis kemanusiaan yang tiada ujungnya. "Sekali lagi atas nama bangsa Indonesia, kami memberikan support penuh kepada pemerintah Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai negara merdeka dan lepas dari penjajahan," ujar Fachrul. 

Dia menegaskan, bangsa Indonesia selalu memberikan dukungan kepada saudara-saudara di Palestina, baik politik, bantuan sosial, maupun doa-doa yang dipanjatkan. Supaya Yerusalem sebagai tempat berdirinya Masjid Al-Aqsha atau kiblat pertama umat Islam tetap dalam pangkuan otoritas Palestina sebagai bangsa yang merdeka.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement