REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap umat Muslim yang mendalami dan memahami agamanya, pasti mengetahui jika Islam dibangun di atas tiga landasan. Tiga hal ini adalah iman, Islam, dan ihsan.
Dalam HR Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, ihsan adalah, "Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak dapat melihatnya ketahuilah sesungguhnya Dia melihat engkau".
Dal buku berjudul "Garis Garis Besar Syariat Islam" karya Mawardi Noor, disebut Allah SWT memerintahkan orang Islam berbuat ihsan dalam banyak ayat Alquran.
Dalam QS al-Baqarah ayat 195, Allah SWT bersabda, "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik".
QS al-Baqarah ayat 83 juga mengisyaratkan tentang perilaku ihsan. Dalam surat tersebut, Allah SWT bersabda, "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah (ihsan) kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling".
Pun dalam QS an-Nahl ayat 90, Allah bersabda, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran".
Dalam syariah Islam, ada ketentuan menjalankan ihsan. Hal ini menjadi panduan dalam pergaulan antar makhluk ciptaan Allah SWT.
Ihsan kepada orang tua, berarti mentaati keduanya, birrul walidain, menyambung silaturahmi kepada mereka serta kawan dekat bila orang tua telah tiada, serta mendoakan keduanya. Selain itu, harus selalu diingat untuk meminta ampun keduanya, meneruskan janji, dan menahan gangguan yang dapat menyakiti mereka.
Ihsan kepada sanak saudara berarti saling menyayangi, berperilaku lemah lembut, meneruskan silaturahmi sesama, dan membantu hajat mereka.
Perilaku ihsan kepada anak-anak yatim adalah menjaga harta mereka hingga dewasa, menjaga hak-hak mereka, memberikan pendidikan, tidak menyakiti, dan tidak menguasai mereka. Bila mereka miskin, maka memberi makan, minum, pakaian, serta tidak menghina mereka.
Ihsan kepada ibnu sabil adalah menyelesaikan hajatnya, menjaga harta dan kehormatannya, memberi petunjuk jika tersesat, dan membekalinya jika perlu.
Berbuat ihsan kepada pelayan atau pembantu ialah membayar upah sebelum kering keringatnya, tidak memberi beban di atas batas kemampuannya, memberi makan seperti apa yang kamu makan, serta memberi ilmu jika mereka tidak mengetahui.
Ihsan tidak terbatas kepada manusia saja. Ihsan kepada binatang berarti memberi makan jika mereka lapar, mengobati jika sakit, dan bersikap lemah lembut.