Selasa 30 Jun 2020 15:39 WIB

Puluhan Preman di Tasikmalaya Ditangkap

Penangkapan puluhan preman itu dianggap meresahkan warga di Kabupaten Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Polisi tangkap puluhan preman di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (30/6).
Foto: Polres Tasikmalaya.
Polisi tangkap puluhan preman di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak 39 preman ditangkap aparat Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya dalam pada Selasa (30/6). Penangkapan puluhan preman itu dianggap meresahkan warga di Kabupaten Tasikmalaya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya, AKP Siswo De Cuelar Tarigan mengatakan, puluhan preman itu ditangkap saat polisi menggelar operasi di lima kecamatan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Ia menyebutkan, lokasi yang menjadi target operasi yaitu Kecamatan Tanjungjaya, Sukaraja, Salopa, dua titik di Kecamatan Cikatomas, dan dua titik di Kecamatan Cipatujah.

"Dari kegiatan operasi tersebut kita berhasil mengamankan 39 orang preman, dan kita bawa ke Polres Tasikmalaya untuk dilakukan pendataan dan pembinaan, agar mereka tidak membuat masyarakat resah dan efek tidak baik kepada masyarakat," kata dia, melalui keterangan tertulis, Selasa.

Menurut dia, puluhan preman itu melakukan kegiatannya dengan berbagai motif. Beberapa di antara mereka menjual air mineral kemasan pada pengguna jalan. Sementara sebagian lainnya, sengaja meminta uang dengan dalih mengatur arus lalu lintas di jalanan rusak.

"Jadi kebanyakan memang mereka jual minuman kemasan kepengendara, terus ada juga yang minta uang pakai jaring di jalanan rusak dengan dalih atur jalan," kata Siswo.

Ia menyebut, para preman itu rata-rata beroperasi di jalan raya. Oleh mereka, jalanan diberikan penghalang jalan seperti bambu agar pengendara yang melintas terhamba. Lalu para preman itu menghentikan kendaraan dan meminta uang ke pengendara.

Siswo menambahkan, dari salah satu titik operasi premanisme ditemukan barang bukti obat-obatan. Obat obatan ini dikonsumsi diduga digunakan para preman tersebut untuk mabuk-mabukan.

"Mereka mengkonsumsi obat sejenis obat batuk yang bisa memberikan efek mabuk kepada mereka," ujar dia.

Setelah didalami, Siswo mengatakan, terdapat pelajar di antara para preman itu. Sementara sebagian besar preman lainnya masih berusia muda dan berstatus pengangguran. Menurut dia, dalam satu kali operasi satu orang bisa menghasilkan Rp 70 ribu.

"Bagi pelajar kita minta orang tuanya datang dan memberikan pembinaan, menjemput anaknya di Mako Polres Tasikmalaya supaya jera," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement