REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak bencana banjir bandang menerjang Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, pada Jum'at (12/6) lalu, tangis pilu dan kehampaan yang dirasakan oleh para korban masih terlihat hingga saat ini. Mereka yang hanya memiliki selembar pakaian pasca banjir datang kini seakan hidup di dalam keputus asaan.
Korban yang rumahnya hancur kini bingung tinggal di mana. Beberapa dari mereka bahkan mendirikan tenda seadanya di tengah puing-puing reruntuhan bangunan. Selebihnya, ada juga yang menumpang di rumah sanak saudara dan tetangganya.
Melihat kondisi tersebut, PPPA Daarul Qur'an Makassar berupaya membangun hunian sementara untuk para korban banjir bandang di Bantaeng. Pada tahap pertama, sudah dibangun empat shelter yang dapat digunakan untuk para korban dan anak-anak untuk mengaji.
"Alhamdulillah tahap pertama kita sudah bangunkan empat shelter di Kampung Be'lang ini. Tiga shelter untuk tempat tinggal para korban, dan satu shelter untuk tempat mengaji anak-anak," ujar Andi Kurniawan, Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Makassar.
Ia dan timnya akan terus mendampingi para korban banjir dengan memberikan solusi dari permasalahan yang timbul akibat bencana tersebut. Langkah selanjutnya, akan dibangun kembali sebuah shelter di kampung-kampung lainnya agar proses distribusi bantuan dapat merata.
"InsyaAllah, shelter selanjutnya juga akan kita bangunkan di kampung lainnya, mohon doa dan dukungannya, mudah-mudahan Allah mudahkan dan berikan kelancaran. Aamiin," tutur Andi.
Ia pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu korban banjir di Kabupaten Bantaeng. Sebab, hingga kini mereka kesulitan untuk mencari tempat tinggal sementara yang layak.
"Sahabat dan para donatur yang dermawan, hunian darurat ini akan terus dibangunkan untuk para korban bencana sebagai tempat tinggal sementara hingga rumah mereka terbangun kembali." tukas Andi.