REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perusahaan platform video musik TikTok membantah mentransfer data penggunanya di India dengan Pemerintah China. Hal itu disampaikan setelah Pemerintah India memutuskan memblokir 59 aplikasi yang terkoneksi ke China pada Senin (29/6).
"TikTok terus mematuhi semua persyaratan privasi dan keamanan data berdasarkan hukum India dan belum berbagi informasi pengguna kami di India dengan pemerintah asing, termasuk Pemerintah China," ujar Head of TikTok India Nikhil Gandhi dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Aljazirah, Selasa (30/6).
Dia mengatakan, jika memang diminta di masa mendatang, tindakan semacam itu tidak akan dilakukan oleh perusahaannya. "Kami menempatkan kepentingan tertinggi pada privasi dan integritas pengguna," ucap Gandhi.
Selain TikTok, aplikasi populer lainnya yang turut diblokir Pemerintah India adalah WeChat, UC Browser, dan SHAREiT. Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India mengungkapkan pihaknya telah menerima banyak keluhan dari berbagai sumber, termasuk beberapa laporan tentang penyalahgunaan sejumlah aplikasi seluler terkait yang tersedia di platform Android dan iOS.
Contoh penyalahgunaan itu adalah pencurian data pengguna. Data tersebut kemudian ditransmisikan secara ilegal ke server di luar India. Tindakan itu dianggap membahayakan keamanan dan pertahanan nasional India.
“Mengingat sifat ancaman yang muncul, (Kementerian Teknologi Informasi) telah memutuskan memblokir 59 aplikasi karena mengingat informasi yang tersedia, mereka terlibat dalam kegiatan yang merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan India, keamanan negara, dan ketertiban umum,” kata Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India dalam keterangannya pada Senin.
Belum lama ini hubungan India dengan China sempat dibekap ketegangan. Penyebabnya bentrokan yang melibatkan pasukan kedua negara di Lembah Galwan, Ladakh. Daerah itu termasuk dalam Line of Actual Control (LAC), yakni perbatasan de facto China dan India.
Meski tanpa kontak senjata, bentrokan mengakibatkan 20 tentara India tewas. Sementara China disebut memiliki 40 korban jiwa, termasuk seorang komandan. China telah membantah laporan itu, tapi ia enggan mempublikasikan jumlah pasukannya yang menjadi korban.
India dan China saling tuding sebagai pihak yang terlebih dulu melanggar LAC. Hal itu tak terlepas dari klaim teritorial kedua negara yang tumpang tindih di wilayah tersebut.