Selasa 30 Jun 2020 18:49 WIB

Dua Nakes Dapat Paket Nikah Gratis dari 8 Vendor Pernikahan

Keduanya masing-masing merupakan petugas cleaning service dan perawat.

Rep: my31/ Red: Fernan Rahadi
Tenaga kesehatan melawan Covid-19 (ilustrasi)
Foto: republika
Tenaga kesehatan melawan Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --- Di tengah wabah Covid-19 saat ini, ada kisah inspiratif dari delapan vendor pernikahan (wedding) dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada awal Mei 2020 lalu, delapan vendor tersebut meluncurkan campaign 'Apresiasi dari Jogja' yang merupakan sebuah program pemberian paket pernikahan gratis (free wedding package) untuk para tenaga kesehatan yang berjuang memutus rantai penyebaran Covid-19 di Yogyakarta.

Pada tanggal 16 Juni 2020, delapan vendor yang terdiri dari Rockologist (Wedding Ring), Benji (Dekorasi), Alvin Photography (Fotografi), Amry Sophia (Make up & Wedding Attire), Al Buruuj Catering (Catering), Anindya Organizer (Wedding Organizer), Firasasmita, dan Gundhissos (MC) mengumumkan dua pendaftar yang terpilih untuk mendapatkan apresiasi paket pernikahan gratis.

“Kami telah mengumumkan dua pendaftar terpilih dari 140 pendaftar,” kata Founder Rockologist Diamond & Urban Ring, Muhammad Arsy Muqorrobin, beberapa waktu lalu.

Program tersebut diikuti oleh para tenaga kesehatan yang terdiri dari berbagai macam profesi, seperti dokter, perawat, pramu husada, ahli gizi, epidemiologis, bagian sterilisasi alat, kesehatan, hingga cleaning service. Selain dari rumah sakit beberapa peserta juga ada yang bekerja di puskesmas.

"Proses seleksi kami bagi menjadi dua, administrasi dan wawancara. Ada beberapa pendaftar yang tidak lolos administrasi, ini biasanya karena waktu acara kurang dari 120 hari sejak pengumuman dan lokasi acara yang ada di luar Yogyakarta," kata Arsy.

Arsy juga menceritakan kendala yang dialami dalam proses seleksi adalah pada proses pengerucutan peserta, karena semua pendaftar yang masuk memiliki cerita dan perjuangan yang berbeda-beda. Menuurut Arsy, seluruh peserta hebat dalam bidangnya masing-masing, dan semua memberikan pengorbanan yang maksimal untuk kesehatan bangsa, sehingga setiap pengerucutan peserta menjadi sangat sulit bagi pihaknya untuk menentukan siapa yang masuk tahap selanjutnya. 

"Kami sangat berharap bisa merangkul semuanya yang mendaftar, namun hal itu tidak mungkin kami lakukan karena sumber daya kami terbatas, sehingga kami berharap teman-teman kami di industri ini juga bisa membuat program serupa agar semakin banyak pejuang di garda depan yang mendapat apresiasi. Kami juga berharap dua pendaftar yang telah terpilih mendapatkan banyak manfaat dari apresiasi kami yang terbatas ini,” tuturnya.

Dua pendaftar terpilih adalah Muhammad Marwan yang merupakan petugas cleaning service di salah satu rumah sakit di Bantul dan Shofwatin, seorang perawat dari rumah sakit di Kota Yogyakarta.

“Pendaftar atas nama Muhammad Marwan sudah menetapkan rencana tanggal pernikahan, yaitu pada 20 Oktober 2020. Sedangkan pendaftar terpilih atas nama Shofwatin belum menetapkan tanggal pasti. Dia berencana akan menyelenggarakan pernikahan di tahun 2021. Kemarin, mas Marwan sudah mendafar ke KUA, dan sudah mulai memilih cincin, saat ini sedang menimbang tempat acaranya apakah akan di rumah atau di kelurahan. Setelah lokasi sudah fix, tim Anindya Wedding Organizer dan tim Benji Dekorasi akan segara kesana untuk melakukan survei lapangan,” kata Arsy.

Saat dihubungi Republika, Muhammad Marwan dan Shofwatin mengatakan bahwa mereka dan pasangannya merasa sangat bahagia dan terharu. 

"Sebenarnya saya pribadi mendapat info ini dari pasangan saya, dan setelah mendapat info tersebut saya bergegas mengisinya. Mbuk menawa rejeki. Kami sangat bahagia. Ketika saya mengabari pasangan saya untuk memberi tahu pengumuman tersebut, dia menangis bahagia bahkan belum percaya kalau kami terpilih. Acara ini bagi kami sangat membantu terlebih kami memang tahun ini sudah berencana akan melaksanakan pernikahan," kata Muhammad Marwan. 

Marwan merupakan cleaning service rumah sakit yang turut berjuang memutus rantai penyebaran covid-19. Selama pandemi ini berlangsung, pekerjaan yang biasanya sudah terjadwal menjadi bertambah.

"Yang awalnya mencakup membersihkan seluruh rumah sakit jadi bertambah, seperti rutinitas mensterilkan ruangan-ruangan tertentu menggunakan alat UV, Ozon, maupun Hepa Filter, mensterilkan/menyemprot ruang bangsal yang selesai dipakai pasien terindikasi ODP/PDP, dan mencuci hazmet/APD yang dipakai oleh teman-teman nakes," kata Marwan.

Rasa syukur juga diungkapkan oleh Shofwatin, seorang perawat yang ikut terjun dalam tim covid-19 sejak bulan April 2020. 

"Awal mulanya saya mendapatkan SK baru untuk ditugaskan pada penanganan pasien covid. Perasaan takut, khawatir pasti muncul, tapi ini memang sebuah tugas seorang perawat untuk membantu pasien. Hari demi hari saya lewati di ruangan covid, tidak pulang ke rumah selama 2 minggu karena saya takut membawa virus Ketika saya pulang ke rumah. Rindu keluarga, ini sudah jelas. Tetapi tak apa ini hanya sementara, demi mengemban sebuah tugas yang sudah dipercayakan kepada kita," kata Shofwatin.

Selain perasaan haru dan bahagia, ia pun bersyukur kepada Allah atas berkah dari perjuangannya merawat para pasien yang terjangkit Covid-19.

"Saya juga merasa bangga, ada vendor-vendor ternama yang sangat peduli terhadap tenaga kesehatan, dengan caranya sendiri memberikan apresiasi kepada kami. Saya juga ingin mengajak supaya kita semua senantiasa ikhlas berjuang bersama-sama menghadapi pandemic ini, saling mendoakan dan selalu husnudzon kepada Allah SWT," tutur Shofwatin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement