Rabu 01 Jul 2020 06:16 WIB

Sepeda Bekas Laku Keras, Penjual Kewalahan Penuhi Permintaan

Sepeda lipat bekas yang dulu hanya seharga Rp 700 ribu kini jadi Rp 1,5 juta.

Rep: Febryan A/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memperbaiki sepeda di Toko Sepeda Inbike, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (25/6). Menurut pemilik toko sepeda, jasa reparasi sepeda meningkat hingga 500 persen sejak diberlakukannya masa Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja memperbaiki sepeda di Toko Sepeda Inbike, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (25/6). Menurut pemilik toko sepeda, jasa reparasi sepeda meningkat hingga 500 persen sejak diberlakukannya masa Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah penjual sepeda bekas di kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan, mengaku penjualannya melonjak dua hingga lima kali lipat sejak awal Juni 2020. Mereka pun kini kewalahan mencari barang untuk memenuhi permintaan yang masih tinggi.

Pada Selasa siang (30/6) di pinggir Jalan Sultan Agung, kawasan Pasar Rumput, tampak calon pembeli tak henti-hentinya mengunjungi sejumlah lapak sepeda bekas di sana. Mulai dari anak muda hingga orang tua datang silih berganti.

"Lonjakan pembeli ini terjadi sejak selesai Lebaran," kata Zainal (48 tahun), pemilik salah satu lapak sepeda bekas di pinggir Jalan Sultan Agung, Selasa (30/6).

photo
Sejumlah pengunjung sedang mencoba sepeda yang hendak dibeli di lapak sepeda bekas di pinggir Jalan Sultan Agung, kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Selasa (30/6). Permintaan sepeda bekas, terutama jenis sepeda lipat dan sepeda gunung, melonjak drastis sejak awal Juni 2020. - (Republika/Febryan A)

Zainal mengatakan, ini adalah lonjakan pembeli tertinggi yang pernah ia rasakan sejak mulai berjualan sepeda bekas di sana tahun 1992. "Sampai-sampai nyari barang susah sekali sekarang," ucapnya.