Rabu 01 Jul 2020 00:13 WIB

Kampus di Indonesia dan Australia Didorong Berkolaborasi

Australia tetap menjadi pilihan utama pelajar Indonesia.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho mendorong Perguruan Tinggi di Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Australia. Hal tersebut disampaikan Jamal saat menjadi pembicara dalam Diskusi bertema Penguatan Kerja Sama Pendidikan Tinggi Indonesia-Australia melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting, Selasa (30/6).

Peserta diskusi terdiri dari Pimpinan PTN dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia serta dari Kemendikbud RI. Menurut Jamal, MRPTNI memiliki harapan dapat memperkuat Konsorsium PTN dengan perguruan tinggi Australia yang sudah ada, terutama di sektor pendanaan.

Baca Juga

"Kemudian meningkatkan kegiatan people to people relationships antara PTN dan perguruan tinggi di Australia melalui fasilitas KBRI serta mengimbau seluruh PTN anggota MRPTNI untuk terus membangun kerja sama pendidikan dan penelitian dengan perguruan tinggi Australia, baik dengan skema university to university maupun Konsorsium," ucap Jamal seperti tertulis dalam siaran pers.

Dari data MRPTNI, Australia tetap menjadi pilihan utama pelajar Indonesia. Hal itu dikarenakan perguruan tinggi Australia termasuk kualifikasi yang diakui secara internasional. Faktor geografis yang dekat dengan Indonesia juga menjadi alternatif pilihan pelajar Indonesia untuk melanjutkan belajar di negara.

Pemerintah Australia menyediakan lebih dari 300 beasiswa pascasarjana bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di Australia. Sementara LPDP telah menetapkan cukup banyak perguruan tinggi di Australia yang memenuhi kualifikasi bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi dengan Beasiswa LPDP.

"Data bulan Agustus 2016, mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang menempuh studinya di Australia mencapai 17.712 orang. Tahun 2020 ini, jumlah mahasiswa dan pelajar Indonesia di Australia pasti sudah mendekati 20.000 mahasiswa," imbuh Jamal.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Nizam mengatakan, hingga saat ini, sudah ada 1.034 nota kesepahaman (MoU) antara perguruan tinggi di Indonesia dengan peeguruan tinggi di Australia. "Tidak hanya pelajar dan mahasiswa kita yang sekolah di Australia, tetapi kami juga berharap pelajar dan mahasiswa dari Australia menimba ilmu di Indonesia," ujar Nizam.

Bentuk kerja sama perguruan tinggi tidak hanya sebatas pertukaran mahasiswa dan dosen, melainkan juga dapat diimplementasikan dengan kolaborasi riset maupun berupa konsorsium. "Monash University yang merupakan salah satu universitas terbesar di Australia membuka kampus di Indonesia. Semoga ke depan perguruan tinggi Indonesia bisa membuka kampus di Australia," kata Nizam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement