REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Aksi demonstrasi menolak kedatangan tenaga kerja asing (TKA) asal China, kembali digelar di simpang empat Bandara Haluoleo Kendari, Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra). Massa pendemo melakukan sweeping setiap kendaraan roda empat yang keluar dari bandara ini.
Sweeping tersebut untuk memeriksa setiap kendaraan apakah memuat para TKA asal Tiongkok atau tidak. Massa aksi juga meminta kepada setiap kendaraan yang melintas agar menurunkan semua kaca jendela ketika melintas.
Demonstrasi penolakan TKA China ini berlangsung sejak siang hari sekitar pukul 13.40 WITA, dan berlanjut hingga malam hari. Demo penolakan ratusan TKA ini sempat memanas. Ratusan pengunjuk rasa mencoba masuk ke Bandara Haluoleo Kendari, namun dihalau oleh pihak kepolisian. Aksi dorong antara mahasiswa dan pihak kepolisian pun terjadi. Namun tidak terjadi bentrok ataupun ricuh.
Pengamanan terlihat oleh pihak kepolisian telah menyiapkan satu unit mobil water cannon dan barikade kemanan dengan menggunakan tameng dan gas air mata. "Ini jalan kami, dibuat dari uang rakyat, jangan ada pergesekan. Tujuan kita bukan bergesek-gesekan dengan kepolisian. Dengan hormat berikan kami jalan," ujar seorang orator saat berorasi di atas pengeras suara.
Hingga berita ini dinaikkan pada pukul 20.32 WITA, aksi unjuk rasa penolakan TKA itu masih terus berlangsung. Para orator terus bergantian melakukan orasi. Selain itu, massa aksi juga terus melakukan razia pada setiap kendaraan roda empat yang keluar dari bandara. Sebanyak 105 orang TKA China gelombang kedua dikabarkan akan tiba hari ini di Bandara Haluoleo Kendari.