Selasa 30 Jun 2020 22:33 WIB

NASA Kembangkan Robot Bertenaga Uap

Robot uap NASA dikembangkan untuk menjelajah 'icy moons' di sistem tata surya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Rencana NASA untuk mengeksplor icy moons di sistem tata surya semakin mendetail (Foto: ilustrasi NASA)
Foto: Wallpaper Flare
Rencana NASA untuk mengeksplor icy moons di sistem tata surya semakin mendetail (Foto: ilustrasi NASA)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Rencana NASA untuk mengeksplor icy moons di sistem tata surya semakin mendetail. Badan antariksa itu sedang mengembangkan robot bertenaga uap di luar angkasa.

Seperti yang dilansir dari Fox News, Selasa (30/6), dalam sebuah unggahan di situs webnya, Jet Propulsion Laboratory NASA mencatat para peneliti sedang mengembangkan robot berukuran sebesar bola sepak. Robot tersebut dikenal sebagai Steam Propelled Autonomous Retrieval Robot for Ocean Worlds (SPARROW).

Baca Juga

SPARROW akan menggunakan propulsi uap untuk melompati jenis medan es yang ditemukan di satelit Jupiter yang bernama Eropa dan satelit Saturnus yang bernama Enceladus.

Ahli robotik JPL dan peneliti utama konsep tersebut, Gareth Meirion-Griffith mengatakan medan di Europa kemungkinan sangat kompleks. Es yang ada di sana bisa saja keropos.

“Mungkin ada penitentes (bilah es panjang yang diketahui terbentuk di garis lintang tinggi di Bumi)  setinggi beberapa meter yang akan menghentikan (jalan) robot di jalurnya. Tetapi SPARROW memiliki kebebasan penuh untuk melakukan perjalanan melintasi medan yang tidak ramah,” ujar Meirion-Griffith melalui pernyataan.

Sebelumnya, Europa dan Encelandus telah disebut-sebut sebagai calon tempat kehidupan di luar Bumi. Satu studi yang diterbitkan pada Desember 2019 menyatakan kedua satelit tersebut kemungkinan alami.

NASA menambahkan, dengan menggunakan uap untuk menyalakan robot, SPARROW dapat beraktivitas  di lingkungan dengan gravitasi rendah di Encelandus dan Europa. Contohnya, melompat bermil-mil di atas bentang alam sehingga robot lain akan mengalami kesulitan menavigasinya.

Encelandus dan Europa sama-sama memiliki lautan yang ada di bawah lapisan es. Pada 2019, para peneliti menentukan lautan Encelandus kemungkinan berusia satu miliar tahun. Pada 2018, para peneliti mengakui mereka telah menemukan dasar kehidupan di Enceladus, setelah menemukan molekul organik yang kompleks.

JPL mencatat konsep SPARROW tergantung pada pendarat yang berfungsi sebagai pangkalan untuknya. Pendarat akan menambang es dan melelehkannya sebelum meletakannya di SPARROW.

Robot tersebut nantinya akan memanaskan dan menciptakan uap yang diperlukan untuk menyalakan dirinya sendiri. JPL menambahkan mungkin banyak SPARROW bisa dikirim secara bersamaan, ditempatkan di sekitar lokasi tertentu atau terpisah untuk menjelajahi sebanyak mungkin  medan asing.

Encelandus bukan satu-satunya satelit Saturnus yang membangkitkan minat para ilmuwan. Pada Juni, NASA mengumumkan misi terbaru dalam program New Frontiernya, yang dikenal sebagai Dragonfly. Misi ini akan menjelajahi satelit terbesar Saturnus, Titan yang berpotensi menjadi tuan rumah bagi kehidupan di luar Bumi.

Dua bulan kemudian, NASA mengkonfirmasi akan meluncurkan misi ke Europa. Misi itu merupakan perjalanan yang dapat menjawab apakah benda langit yang dingin dapat dihuni manusia dan mendukung kehidupan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement