Rabu 01 Jul 2020 05:58 WIB

Soal Nasib PSBB, Bima Arya: Kita Masih Kaji Dulu

Masa PSBB di Kota Bogor sendiri berakhir pada 2 Juli 2020.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (tengah)
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, masih melakukan kajian untuk mengambil kebijakan jelang berakhirnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional. Masa PSBB di Kota Bogor sendiri berakhir pada 2 Juli 2020.

"Saya akan kaji dulu bersama tim gugus tugas dan dinas, formatnya seperti apa pasca tanggal 2 (Juli). Sekarang kita masih kaji dulu," kata Bima di Balai Kota Bogor, Selasa (30/6).

Saat ini, Bima menjelaskan, pihaknya tengah mempersiapkan protokol kesehatan yang harus dijalankan di wilayahnya. Mengingat, Kota Bogor berdekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta yang menjadi episentrum persebaran Covid-19.

Meskipun demikian, Bima mengatakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan kelonggaran pemerintah kabupaten/kota untuk menentukan kebijakan. Sehingga, kota/kabupaten dapat mengambil kebijakan sesuai dengan kondisi riil persebaran Covid-19 di wilayah masing.

"Artinya, Gubernur menyerahkan kepada kita di Bogor untuk menentukan formatnya seperti apa, semuanya kembali ke diskresi kita pasca-tanggal 2 (Juli)," jelasnya.

Meskipun demikian, Bima mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan tiga startegi untuk mitigasi infeksi Covid-19. Pertama, jika ada yang terkonfirmasi positif, Bima mengatakan, ingin memastikan orang yang kemungkinan terpapar dan kontak erat.

"Mangkanya kita bentuk Detektif Covid (Deteksi Aktif Covid-19) dari aparatur kelurahan yang terdiri dari unit lacak dan unit pantau," ujarnya.

Kurun waktu 24 jam usai diumumkan adanya pasien Covid-19, unit lacak bertugas menemukan jumlah orang dalam pemantauan (ODP). Mereka akan melakukan pelacakan secara mendalam.

"Jadi ada in-depth interview yang diperbaiki, kita masukkan ke aplikasi," ucapnya.

Jika sudah ditemukan ODP-nya, sambung Bima, mereka akan dialihkan ke unit pantau. Unit pantau itu bertugas memastikan ODP tak kluyuran dan tetap melakukan isolasi.

"Jadi lacak dan pantau ada sekitar 1.200 orang dari kecamatan dan kelurahan, dari RW Siaga dan yang lain, Babinsa, Kamtibmas yang bertugas sesaui tupoksinya," katanya.

Kedua, sambung Bima, akan terus menggelar test massif uji Covid-19. Per harinya, pihaknya telah menyiapkan 150 swab test. "Target akhir tahun, kita sudah uji 8.500 PCR (polymerase chain reaction)," terangnya.

Terkahir, lanjut dia, penguatan protokol kesahatan khusunya di fasilitas publik dan tempat perbelanjaan. Khusus untuk mall, dia menyatakan, telah menghubungkan server CCTV mall dengan Pemkot Bogor.

"Kita lakukan assessment mendetail dan semua terkoneksi CCTV di bali kota. Jadi semua bisa kita pantau," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement