Rabu 01 Jul 2020 06:17 WIB

Hati Seorang Hamba dalam Genggaman Allah Ta'ala

Seorang hamba tidak bisa istiqamah melainkan dengan hidayah dari Allah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Hati Seorang Hamba dalam Genggaman Allah Ta'ala
Foto: Pxhere
Hati Seorang Hamba dalam Genggaman Allah Ta'ala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada umatnya bahwa hati seorang hamba terletak di antara jari jemari Allah. Jika Allah menghendaki sesat, maka ia akan sesat, dan jika Allah menghendaki ia lurus, maka ia pun akan lurus. 

Dikutip dari buku Istiqamah Konsekuen dan Konsisten Menetapi Jalan Ketaatan karya Ustadz Yazid, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

Baca Juga

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

"Wahai Ummu Salamah! Tidaklah ada seorang anak adam melainkan hatinya terletak di antara dua jari dari jari-jemari Allah, siapa yang Dia kehendaki lurus, maka Dia akan meluruskannya, dan siapa yang dia kehendaki akan menyimpang, maka dia akan menyimpangkannya", hadits riwayat At-Tirmidzi. 

Seorang Muslim tidak mengetahui apa yang akan terjadi nanti. Ia tidak mengetahui apakah besok dia masih tetap setia berada di jalan yang lurus atau tidak. Untuk itu seorang Muslim dituntut untuk selalu memohon hidayah agar ditetapkan dalam agama ini, dan diberikan akhir kehidupan yang baik. 

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sering mengucapkan,

 يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

"Ya Allah, Yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku di atas agama-Mu".

Anas melanjutkan, "Wahai Rasulullah! Kami telah beriman kepadamu dan kepada apa (ajaran) yang engkau bawa. Masihkah ada yang membuatmu khawatir atas kami?" Maka Rasulullah menjawab, 

نَعَمْ، إِنَّ الْقُلُوْبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ للّٰهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ.

"Benar (ada yang aku khawatirkan kepada kalian), sesungguhnya hati-hati itu berada di antara dua jari dari jari-jemari Allah, dimana Dia membolak-balikkan hati itu sekehendak-Nya" hadits riwayat At-Tirmidzi dan lainnya.

Seorang insan tidak bisa istiqamah melainkan dengan hidayah dari Allah. Dua perkara ini sangat berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 

Untuk itu seorang Muslim jika ia ingin tetap berada di atas hidayah sampai wafatnya, maka ia wajib berpegang teguh dengan Alquran dan Assunnah menurut pemahaman salafus shalih. la wajib melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada Allah, menjauhkan larangan-larangan-Nya, ia juga wajib melaksanakan Tauhid dan menjauhkan syirik, melaksanakan Sunnah dan menjauhkan bidah, serta senantiasa berdoa kepada Allah agar ditetapkan di atas hidayah Sunnah dan diwafatkan di atas Sunnah. 

Apabila seseorang istiqamah dalam melaksanakan Sunnah sesuai dengan petunjuk syariat, maka Allah akan menambah petunjuk kepadanya. Allah Ta'ala berfirman, 

وَٱلَّذِينَ ٱهْتَدَوْا۟ زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَىٰهُمْ تَقْوَىٰهُمْ

"Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerah ketakwaan mereka", Alquran surah Muhammad ayat 17.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement