REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong pelaku usaha meningkatkan ekspor produk Indonesia. Sejumlah strategi peningkatan ekspor pun telah disiapkan.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, beberapa strategi itu di antaranya mempermudah dan mempercepat pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature dan stamp. Lalu menerapkan otentikasi otomatis dalam proses perizinan ekspor bagi eksportir yang memiliki reputasi.
Kemudian meningkatkan kecepatan layanan ekspor-impor dan pengawasan melalui National Logistic Ecosystem (NLE). "Kementerian Perdagangan juga melakukan peningkatan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan," ujar Agus di Banten, Selasa (30/6).
Strategi lainnya yakni peningkatan pelatihan calon eksportir secara virtual. Selanjutnya mengusulkan insentif berupa asuransi, serta kredit ekspor, dan pembiayaan lainnya melalui lembaga pembiayaan ekspor bagi eksportir terdampak Covid-19.
Sebagai informasi, Ekspor Makanan Olahan Indonesia Naik 7,9 Persen pada periode Januari sampai Mei 2020. Lalu neraca perdagangan Indonesia menunjukkan surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS.
Sementara, khusus produk makanan olahan Indonesia, pada periode Januari−Mei 2020 berhasil mencatatkan nilai ekspor sebesar 1,32 miliar dolar AS. Angka itu meningkat 7,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sedangkan negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada periode Januari sampai Mei 2020. Di antaranya Amerika Serikat (AS) sebesar 293,6 juta dolar AS atau pangsa pasar 22,11 persen.