REPUBLIKA.CO.ID, KONKEP -- Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-108 resmi dimulai di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (30/6). Itu setelah Wakil Bupati Konkep Andi Muhammad Lutfi menandatangani MoU, dan menyerahkan proyek pekerjaan TMMD kepada Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD ke-108 sekaligus Komandan Kodim (Dandim) 1417/Kendari Letkol Kav Agus Waluyo, yang disaksikan Komandan Korem (Danrem) 143/Halu Oleo (HO) Brigjen Jannie Aldrin Siahaan.
Wakil Bupati Andi Muhammad Lutfi menuturkan, kehadiran Satgas TMMD ke-18 akan mengoptimalkan pembangunan fisik dan nonfosik di wilayahnya. Dia mengaku, mewakili bupati Konkep yang tidak bisa menghadiri acara penting itu, lantaran sedang menjalani isolasi mandiri sesuai prosedur kesehatan Covid-19. "Sehingga diwakilkan ke saya," kata Andi.
Penandatangani MoU itu meliputi, pembangunan 20 unit rumah layak huni, pembuatan saluran drainase sepanjang 196 meter dengan ketinggian satu meter, penataan halaman SDN Matabaho di Desa Matabaho dan Lamoluo, Kecamatan Wawonii Barat. Semua proyek itu dikerjakan oleh sekitar 150 personel TNI AD, dibantu kepolisian, aparat Oemerintah Kabupaten (Pemkab) Konkep, serta warga Wawonii Barat.
Danrem Halu Oleo Brigjen Jannie Siahaan meminta satgas agar bekerja maksimal menyelesaikan seluruh sasaran, baik fisik dan nonfisik. Dengan begitu, pada akhir Juli mendatang, semua target program dapat dituntaskan 100 persen. "Mudah-mudahan selama 29 hari ke depan memberikan karya terbaik bagi masyarakat sehingga hasil dari pelaksanaan TMMD reguler dapat dirasakan hasilnya oleh warga Kecamatan Wawonii Barat, khususnya Desa Matabaho," kata Jannie.
Usai penandatangan Mou dan meninjau sasaran program fisik dan nonfisik TMMD ke-108 bersama Brigjen Jannie, Letkol Agus Waluyo bersilaturahim ke rumah Kepala Desa Matabaho, Kecamatan Wawonii Barat, Anas Arhum. Letkol Agus datang ditemani Komandan Koramil (Danramil) 1417-01/Wawonii Kapten Inf Samuri. Kedatangan tanpa direncanakan itu membuat Anas Arhum kaget.
Dia tidak menyangka dikunjungi dandim Kendari. "Rasa terima kasih atas kedatangan Bapak dan Satgas TMMD Kodim 1417/Kendari, yang menyempatkan waktunya untuk bersilaturahim dan berkunjung ke rumah kami,” kata Anas yang tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
Anas menuturkan, warga desa sangat mendukung pelaksanaan TMMD di wilayahnya. Dia mengaku sudah menyiapkan lima kelompok warga yang bertugas membantu personel satgas untuk mempercepat pelaksanaan TMMD. "Intinya kami sebagai pemerintah desa siap menyukseskan kegiatan TMMD, karena ini memberikan kesejahteraan bagi masyarakat kami, ini harus sukses,” ucap Anas yang berbincang akrab dengan sang tamu.
Dandim Kendari Letkol Kav Agus Waluyo, mengatakan, hari pertama pelaksanaan TMMD ditandai dengan peresmian pembukaan tanpa acara demi menghindari Covid-19, sekaligus penandatangan penyerahan proyek dari wakil bupati Konkep kepada dansatgas. Dia menjelaskan, satgas yang dikerahkan tidak hanya meninggalkan warisan bangunan fisik, melainkan juga memberi layanan bagi ibu-ibu yang ingin berkonsultasi dengan tenaga medis.
"Pelayanan keluarga berencana (KB) kesehatan di Puskesmas Wawonii Barat, dan pengerjaan sasaran fisik bedah rumah, drainase, dan penataan halaman SD Matabaho,” kata Agus.
Dia menyampaikan, kunjungannya ke rumah Anas sebagai bentuk silaturahim dan berkenalan dengan kepala desa untuk mempererat keakraban antara satgas dan aparatur desa, termasuk warga desa. Dengan kompaknya satgas dan warga, menurut Agus, diharapkan pelaksanaan TMDD berjalan lancar tanpa hambatan dari awal sampai akhir kegiatan.
Lepas personel
Letkol Agus di Markas Kodim Kendari pada Senin (29/6), memimpin pelepasan 150 personel gabungan TNI yang bertolak ke Kepulauan Wawonii dengan menumpang kapal KM Bahteramas. Pergeseran pasukan diawali dengan pemeriksaan personel dan material anggota satgas. "Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-108 tahun ini untuk jajaran Korem 143/HO sesuai program kerja komando atas, adalah Kodim 1417/Kendari dan Kodim 1412/Kolaka sebagai pelaksana," kata Agus di sela pergeseran pasukan dari Pelabuhan Kendari menuju Wawonii.
Abituren Akademi Militer (Akmil) 1997 ini menuturkan, program TMMD yang dirancang dikerjakan di Kabupaten Konkep sesuai permintaan pemerintah daerah (pemda). Apalagi lokasi sasaran selama ini dikenal relatif tertinggal dan terisolasi, sehingga perlu mendapat perhatian pembangunan lebih besar.
Karena itu seluruh satgas yang terlibat hendaknya bekerja dengan kesungguhan hati untuk mengabdi kepada masyarakat. "Selama 30 hari Satgas TMMD bekerja sama instansi terkait dan masyarakat setempat, mengerjakan sasaran fisik dan nonfisik di Kecamatan Matabaho," ucap Agus yang segera menyandang pangkat Kolonel.
Agus menjelaskan, sasaran fisik dan nonfifik terpusat di Desa Matabaho. Menurut dia, desa tersebut merupakan salah satu daerah terpelosok di Sultra, di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani yang sehari-hari bergelut di lahan persawahan dan perkebunan. Kondisi rumah warga yang sebagian besar tidak layak huni, sambung dia, sehingga Pemkab Konkep dan Kodim Kendari sepakat desa tersebut dipilih sebagai sasaran utama TMMD.
"Program TMMD ini akan menggugah kesadaran masyarakat untuk berbudaya gotong royong dan berpartisipasi aktif dalam membangun daerahnya sendiri serta meningkatkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta kesadaran bela negara," kata Agus.