Rabu 01 Jul 2020 09:48 WIB

Kisah Wanita Suriah Jadi Korban Kekerasan Rezim

Tahanan di penjara Suriah disebut kerap disiksa hingga ada yang meninggal

Red: Nur Aini
Perempuan Suriah berjalan melewati sebuah jasad yang tergeletak di tepi jalan Aleppo.
Foto: AP Photo/ Manu Brabo
Perempuan Suriah berjalan melewati sebuah jasad yang tergeletak di tepi jalan Aleppo.

REPUBLIKA.CO.ID, HOMS -- Seorang pengungsi Suriah Sawsan Um Muhammad, 31 tahun, tidak pernah bisa melupakan penyiksaan yang dialaminya selama di penjara setelah ditahan oleh pasukan rezim Bashar al-Assad tujuh tahun yang lalu.

"Kami tidak dipandang sebagai manusia, mereka menggantung kami dengan tali yang diikat dari lengan dan menyundutkan rokok ke tubuh kami," kata perempuan asal kota Homs itu.

Baca Juga

Setidaknya 500.000 orang termasuk Um Muhammad mendekam di penjara rezim Assad dan pusat penahanan, menurut laporan sumber oposisi rezim Suriah. Sangat sedikit korban yang berani berbicara tentang penderitaan mereka.

"Mereka (pasukan rezim) berdalih bahwa saya telah mengirim sms kepada seseorang yang sedang mereka cari," tutur dia sembari menahan isak tangisan.

"Saya menghabiskan waktu di pusat penahanan selama hampir empat bulan. Saya mengalami siksaan terburuk,"

'Seperti tempat pemotongan hewan'

Dia menghabiskan waktu di penjara Homs dan Damaskus. Semua penjara ini tampak seperti rumah jagal, kata dia. Namun, yang terburuk adalah cabang militer di Homs.

Saat mengingat kembali pengalamannya pribadinya, dia menceritakan bahwa saudaranya juga ditahan dan dibunuh dengan penyiksaan pada 2012.

"Mendingan kami mati saja ribuan kali dalam sehari karena saya tinggal bersama 40 wanita lainnya di sebuah ruangan kecil yang panas sekali, kami hampir tidak bisa bernapas.”

"Kami tidak diizinkan tidur lebih dari 1-2 jam sehari. Kami kelelahan, kekerasan psikologis jauh lebih buruk daripada fisik. Mereka melakukan semua ini dengan sadar, kami melihat orang-orang mati di depan kami," ujarnya.

Um Muhammad menceritakan para tahanan diinterogasi dan dipukuli hingga memaksa mereka mengaku telah melakukan kejahatan yang belum pernah mereka lakukan.

"Mereka menyetrum beberapa teman baik saya di penjara-penjara itu," kenang dia.

"Setiap kali mereka membawa saya untuk diinterogasi, mereka mengatakan kepada saya jika saya mendengarkan mereka, saya tidak akan disiksa. Tetapi saya menentang dan mengalami banyak siksaan. Saya seorang wanita yang kuat, tetapi siksaan itu membuat seluruh tubuh saya terguncang sampai ke inti," ujarnya.

"Penjara rezim adalah kuburan bagi mereka yang masih hidup. Mereka akan menyiksa anak-anak muda di depan sel kita," ungkap dia.

Bashar al-Assad belum dihukum karena kejahatannya yang mengerikan, dan komunitas internasional tetap tidak aktif dan diam saja, tambah dia.

Dibebaskan dengan pertukaran tahanan

Um Muhammad dibebaskan selama pertukaran tahanan antara pasukan oposisi dan pasukan rezim pada September 2013. Dia mengatakan akan selalu mendukung revolusi Suriah, dan siksaan yang dialami tidak akan membuatnya berpaling dari perjuangan.

Dia juga menganggap semua orang di penjara Bashar al-Assad sebagai saudara dan saudarinya, dan akan selalu membela hak-hak mereka. Sebanyak 14.253 orang terbunuh, termasuk sedikitnya 173 anak-anak dan 46 perempuan, dalam insiden penyiksaan oleh pasukan rezim Assad ketika revolusi rakyat dimulai di Suriah sejak Maret 2011, menurut sebuah laporan dari Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR).

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/kisah-wanita-suriah-korban-kekerasan-rezim-lebih-baik-aku-mati-/1895419
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement