Rabu 01 Jul 2020 09:55 WIB

Menteri Pendidikan Brasil Mundur 5 Hari Setelah Ditunjuk

Menteri pendidikan Brasil mundur sebelum dilantik karena riwayat pendidikannya.

Red: Nur Aini
Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro

REPUBLIKA.CO.ID,  SAO PAULO -- Menteri pendidikan yang ditunjuk oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Selasa (30/6) mengundurkan diri terkait ketidakberesan dalam riwayat hidupnya hanya lima hari setelah ditunjuk dan belum dilantik.

Dalam riwayat hidup ekonom Carlos Decotelli tercantum gelar doktor dan pascadoktoral yang tidak selesai, menurut laporan media Brasil.

Baca Juga

Pada Senin Decotelli mengatakan kepada awak media bahwa ia telah menjelaskan "ketidakkonsistenan" kepada presiden. Ia juga dituduh melakukan plagiat dalam tesis gelar master, tuduhan yang dibantah olehnya.

Decotelli berbicara kepada surat kabar Folha de S.Paulo pada Selasa bahwa dirinya tidak akan menerima jabatan tersebut dan upacara pelantikannya, yang dijadwalkan pada hari yang sama, batal.

Bolsonaro menyanjung pencapaian akademik Decotelli ketika mengumumkan penunjukkannya pada Kamis (25/6). Kantor presiden tidak merespons permintaan untuk berkomentar pada Selasa.

Sebagai menteri kulit hitam pertama yang ditunjuk untuk kabinet Bolsonaro, Decotelli merupakan profesor di akademi angkatan laut Brasil, relasi militer yang mengantarkannya mendukung kampanye pemilihan Bolsonaro pada 2018 sekaligus membuatnya terlibat dalam tim transisi. Decotelli menjadi menteri pendidikan ketiga Bolsonaro sejak masa jabatannya dimulai pada Januari tahun lalu. Menteri pendidikan pertama hanya menjabat selama tiga bulan dan yang kedua, Abraham Weintraub, bertahan selama 14 bulan.

Pendukung ideologis konservatif Bolsonaro menganggap menteri pendidikan sebagai kunci untuk upaya mereka memperkuat nila-nilai keluarga Kristen dan memutar balik apa yang mereka sebut pengaruh Marxist dalam pendidikan di Brasil selama bertahun-tahun.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement