REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Restoran makanan cepat saji jaringan global McDonald's, Selasa (30/6), mengumumkan akan menyudahi penggunaan sedotan plastik di China. Perubahan pola pelayanan tersebut diperkirakan bakal mengurangi 400 ton sampah plastik per tahun.
Dalam pengumuman tersebut, hampir 1.000 gerai McDonald's yang tersebar di Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen mulai kemarin sudah tidak menyediakan sedotan plastik, baik untuk konsumen yang makan di tempat maupun dibawa pulang. Kebijakan tersebut akan diberlakukan secara bertahap di semua restoran McDonald's di seluruh wilayah China daratan hingga akhir 2020.
Sebagai gantinya, pembeli minuman dingin di restoran cepat saji yang memiliki nama Mandarin "Maidanglao" itu bisa langsung menyeruput minuman dari gelas model baru. McDonald's China pertama kali memperkenalkan gelas model baru untuk minuman dingin tanpa sedotan di 10 gerai di Beijing pada 2018.
Chief Executive McD China Zhang Jiayin mengklaim telah membangun komunitas masyarakat sadar lingkungan untuk berjuang bersama-sama mewujudkan keindahan negaranya. "Kami percaya dengan memanfaatkan kesempatan McD yang berskala global ini, pengurangan sedotan menjadi terobosan besar dalam program pembangunan berkelanjutan. Dalam beberapa dekade terakhir ini, kami terus menggunakan kemasan ramah lingkungan," ujar Zhang seperti dikutip media penyiaran setempat.
Direktur Yayasan Pelestarian Lingkungan China Xu Guang percaya pengurangan plastik merupakan langkah tepat untuk melindungi kelestarian lingkungan dan sangat dibutuhkan dalam program pembangunan berkelanjutan sehingga partisipasi semua pihak diperlukan. Ia menyatakan, McDonald's telah memprakarsai pengurangan sedotan plastik yang dapat mendorong konsumen untuk menyesuaikan pola konsumsi mereka.
"Kebijakan tersebut menunjukkan peran yang positif dalam melestarikan lingkungan. Kita seharusnya mulai dari diri sendiri dalam membantu mewujudkan China yang elok," ujar Xu Guang.