REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Gedung Putih tidak dapat menghubungi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selama berjam-jam setelah dia me-retweet sebuah video pada Ahad (28/6). Video itu memuat konten yang menunjukkan pemrotes berteriak "kekuasaan kulit putih" selama demonstrasi di Florida.
Dalam laporan NBC News, dua pejabat AS menyatakan, video itu tetap ada di akun Twitter Trump selama lebih dari tiga jam ketika para pejabat Gedung Putih berulang kali berusaha menjangkau presiden untuk meminta menghapusnya. Ketika itu, Trump berada di klub golf di Virginia dan tidak memeriksa teleponnya selama periode tiga jam itu.
Pejabat Gedung Putih juga mencoba menghubungi Wakil Kepala Staf untuk Komunikasi, Dan Scavino, untuk menghapus retweet itu. Namun, mereka juga tidak dapat menghubunginya.
Ketika para pejabat akhirnya dapat menghubungi presiden, Trump setuju untuk menghapus video dari akun Twitter-nya Pejabat Gedung Putih menggambarkan insiden itu seperti alarm tingkat lima.
Dikutip dari sputniknews, dalam video yang menghebohkan itu, menunjukkan bentrokan antara demonstran anti-Trump dan pro-Trump di Florida. Seorang pendukung Trump terlihat mengendarai keranjang bertuliskan "Trump 2020" dan "America First". Pada detik kesembilan pertama video, pengemudi berteriak keras "kekuasaan kulit putih."
"Radikal Kiri tidak Melakukan Apa-apa, Demokrat akan Jatuh di Musim Gugur. Koruptor Joe kalah. Sampai jumpa lagi!!!" keterangan Trump di samping video yang sudah dihapus tersebut.
Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, Trump memang menonton video sebelum membagikannya, tetapi tidak mendengar pendukungnya berteriak "kekuasaan putih". "Presiden tidak mendengar frasa itu di bagian video itu, dan ketika diisyaratkan kepadanya bahwa ini ada di sana, dia menghapus tweet itu," katanya kepada Fox & Friends.
Pejabat Gedung Putih mengatakan, Trump menerima sejumlah besar konten tersebut dari para pembantu dan sekutunya. Seorang pejabat mengklaim bahwa insiden itu adalah pelajaran bagi semua pihak di Gedung Putih untuk lebih sadar akan apa yang ada di luar sana.
Mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, mengatakan mungkin presiden membagikan ulang video tanpa sepenuhnya mendengarkan isi rekamannya.
"Saya hanya akan melakukan pengamatan ini: Dia tidak memperhatikan banyak hal. Sangat mungkin dia menge-tweet video ini karena dia melihat tandanya. Dan, hanya itu yang perlu dilihatnya, "kata Bolton.