Rabu 01 Jul 2020 12:22 WIB

Daging Ayam Ras, Kontributor Terbesar Inflasi Juni

Sejumlah komoditas mengalami penurunan harga, di antaranya bawang putih dan cabai.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi bulan lalu. Kontribusinya mencapai 0,14 persen terhadap inflasi Juni yang sebesar 0,18 persen.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi bulan lalu. Kontribusinya mencapai 0,14 persen terhadap inflasi Juni yang sebesar 0,18 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi bulan lalu. Kontribusinya mencapai 0,14 persen terhadap inflasi Juni yang sebesar 0,18 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pergerakan harga daging ayam ras selama Juni terus mengalami kenaikan di 86 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). Kenaikan tertinggi terjadi di Sitoli, Nias, yakni 41 persen, dan Lhokseumawe, Aceh yang naik 37 persen.

Baca Juga

"Sehingga, pada bulan ini, daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi pada Juni 2020," katanya dalam konferensi pers live streaming, Rabu (1/7).

Komoditas lain yang juga dominan memberikan andil pada inflasi adalah telur ayam ras dengan andil 0,04 persen. Kenaikan harga dua komoditas tersebut turut menyebabkan volatile food atau harga bergejolak menjadi penyebab utama inflasi Juni. Inflasi komponen ini mencapai 0,77 persen dengan kontribusinya 0,13 persen.

Sebaliknya, terdapat sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil deflasi. Di antaranya, bawang putih yang memberikan andil pada deflasi 0,04 persen. Selain itu, harga cabai merah yang turun berkontribusi 0,03 persen terhadap deflasi.

"Dan juga beberapa bumbu-bumbu seperti cabe rawit, minyak goreng, gula pasir yang masing-masing memberikan andil deflasi 0,01 persen," tutur Suhariyanto.

Komoditas-komoditas tersebut termasuk dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 0,47 persen pada Juni. Andilnya terhadap inflasi adalah 0,12 persen yang sekaligus menjadi kontributor terbesar.

Kontributor terbesar kedua pada inflasi bulan lalu adalah transportasi. Inflasinya mencapai 0,41 persen dengan andil 0,05 persen. Suhariyanto mengatakan, kenaikan tarif angkutan udara memberikan inflasi 0,02 persen. Sementara itu, kenaikan tarif angkutan antar kota dan tarif roda dua oline masing-masing memberikan andil 0,01 persen.

Sementara itu, kelompok makanan dan minuman atau restoran mengalami inflasi 0,28 persen dan memberikan andil 0,02 persen pada inflasi Juni. "Karena di sana ada kenaikan untuk sub kelompok jasa pelayanan makanan dan minuman," ujar Suhariyanto.

Sisanya, kelompok-kelompok lain hampir tidak memberikan andil terhadap inflasi. Sebut saja perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga yang memberikan sumbangan deflasi 0,01 persen. Penyebabnya, ada penurunan harga untuk bahan bakar rumah tangga, terutama LPG 12 kg, di sembilan kota IHK. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement