Rabu 01 Jul 2020 12:38 WIB

In memoriam Ustadz Hilmi Aminuddin: Cerita Pemilihan Menteri

Anton Apriyantono menceritakan peran Ustadz Hilmi menjadikannya menteri pertanian.

Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia pada Selasa (30/6) hari ini.
Foto: Republika
Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), KH Hilmi Aminuddin meninggal dunia pada Selasa (30/6) hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Anton Apriyantono, mantan menteri pertanian

Assalamualaikum wr wb.

Saudara-saudaraku, saya ingin berbagi kisah tentang peran Ustadz Hilmi dalam perjalanan hidup saya. Allah telah mentakdirkan saya menjadi Menteri Pertanian 2004-2009 itu melalui tangan Ustadz Hilmi. Ini kisahnya.

Setelah Pak SBY terpilih sebagai presiden maka partai-partai pendukung beliau menyiapkan para calon yang akan dijadikan menteri oleh beliau. Saat itu PKS mendapat jatah empat menteri.

Dalam rangka itulah Ustadz Hilmi sebagai ketua dewan syuro PKS meminta Ustadz Ahmad, salah seorang dosen IPB (beliau juga sebagai mentor saya di pengajian rutin mingguan, grup khusus) untuk mencari informasi salah seorang dosen IPB dari fakultas perikanan karena akan di-endorse menjadi menteri kelautan dan perikanan oleh PKS. Setelah mendapatkan informasi yang diperlukan beliau meminta saya mengantar dan menemani Ustadz Ahmad untuk menghadap Ustadz Hilmi.

Saya menyediakan diri, lalu beliau meminta saya untuk sekalian membawa CV untuk disampaikan ke Ustadz Hilmi karena beliau berharap saya dicalonkan menjadi menteri sesuai dengan diskusi di pengajian yang menyimpulkan, jika ada kesempatan untuk dicalonkan menjadi menteri maka saya akan dicalonkan menjadi menteri karena melihat prestasi saya selama ini. Saya bersama beliau berjalan menuju rumah Ustadz Hilmi di Jakarta, pakai mobil saya dan saya menyetir sendiri, saat itu memang tidak punya sopir.

Sesampai di rumah Ustadz Hilmi, Ustadz Ahmad menyerahkan dokumen yang diminta Ustadz Hilmi lalu menperkenalkan saya ke ustadz sambil menyerahkan CV saya dan berharap saya bisa dicalonkan menjadi menteri riset dan teknologi atau menteri pertanian. Ustadz Hilmi tidak menjanjikan apa-apa pada saat itu dan hanya menerima CV saya.

CV saya itu sebetulnya CV yang saya gunakan sewaktu melamar menjadi dosen tamu di National University of Singapore. Jadi bukan CV utk menjadi pejabat, atau politikus, jadi isinya ya tentang karier dan publikasi ilmiah. Bahkan nomor kontak pun tidak ada di situ, hanya ada alamat surat elektronik.

Sementara itu, sebelum pemilihan menteri-menteri yang akan menjadi pembantu Pak SBY sebagai presiden terpilih 2004, terjadi perubahan rencana di PKS karena Ustadz Hidayat Nurwahid yang semula diplot akan menjadi menteri sosial ternyata terpilih menjadi ketua MPR. Karena itu Dewan Syuro PKS mengadakan rapat untuk mencari pengganti Ustadz Hidayat Nurwahid untuk dijadikan calon menteri sosial.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement