Rabu 01 Jul 2020 13:01 WIB

Heboh Akibat Dukung LGBTQ, Bagaimana Sejarah Raksasa Unilever?

Heboh Akibat Dukung LGBTQ, Bagaimana Sejarah Raksasa Unilever?

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Heboh Akibat Dukung LGBTQ, Bagaimana Sejarah Raksasa Unilever?. (FOTO: Lestari Ningsih)
Heboh Akibat Dukung LGBTQ, Bagaimana Sejarah Raksasa Unilever?. (FOTO: Lestari Ningsih)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Perusahaan raksasa yang memiliki ratusan brand ternama dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia, Unilever beberapa waktu lalu sempat ramai lantaran mendukung LGBTQ. Berbondong-bondong Instagram Unilever ramai diserbu netizen Indonesia yang mengancam akan melakukan pemboikotan akibat aksi tersebut.

Lantas, bagaimana berdirinya Unilever yang kini menjadi raksasa consumer goods dunia?

Baca Juga: Pengusaha Ini Tajir Melintir Puluhan Tahun Berkat Popok Bayi

Unilever merupakan perusahaan gabungan dari margarin Belanda, Unie dan produsen sabun Inggris bernama Lever Brothers yang dibentuk pada tahun 1930. Selama paruh kedua dari abad ke-20, Unilever secara signifikan berdiversifikasi ke berbagai bidang bisnis dan melakukan ekspansi ke berbagai negara.

Selain itu, Unilever juga membuat beberapa upaya akuisisi, termasuk Lipton pada tahun 1971 dan beberapa perusahaan besar lainnya. Pada dekade 2010an, di bawah kepemimpinan Paul Polman, Unilever secara perlahan menggeser fokus bisnisnya ke bisnis kesehatan dan kecantikan, dari yang sebelumnya yakni bisnis makanan. Menurut mereka, tren bisnis makanan menunjukkan perlambatan pertumbuhan.

Karena itulah kini Unilever menjadi produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika didasarkan pada besarnya pendapatan pada tahun 2012, di belakang P&G dan Nestlé. Unilever juga merupakan produsen olesan makanan (seperti margarin) terbesar di dunia, yang terkenal ialah Blue Band.

Untuk diketahui, Unilever memiliki lebih dari 400 merek dagang, dengan 14 merek diantaranya memiliki total penjualan lebih dari 1 milliar Euro yakni: Axe, Dove, Omo, Becel, Heartbrand, Hellmann's, Knorr, Lipton, Lux, Magnum, Rama, Rexona, Sunsilk dan Surf.

Sementara itu, Unilever di Indonesia pertama kali berdiri pada tahun 1933 dengan nama "Lever's Zeepfabrieken N.V" di Jakarta Utara. Margarin Blue Band pun hadir di Indonesia pada tahun 1936 bersamaan dengan sabun Lux.

Lalu pada tahun 1990, Unilever mengakuisisi produk teh asli Indonesia, Sariwangi. Pada tahun 1992, Wall's pun hadir di Cikarang yang membuat Conello dan Paddle Pop. Lalu pada tahun 2001, kecap Bango diakuisisi oleh Unilever.

Adapun produk andalan Unilever di Indonesia yakni Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s, Royco, Bango, dan masih banyak lagi.

Kini, Unilever adalah salah satu perusahaan paling tua di dunia yang masih beroperasi dan menjual produknya ke lebih dari 190 negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement