REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengusulkan agar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un melakukan pertemuan sebelum pemilihan presiden AS pada November 2020. Moon mengutarakan hal tersebut dalam konferensi video dengan Dewan Eropa, Charles Michel.
"Saya percaya ada kebutuhan bagi Korea Utara dan Amerika Serikat untuk mencoba dialog sekali lagi sebelum pemilihan presiden AS. Masalah-masalah program dan sanksi nuklir pada akhirnya harus diselesaikan melalui pembicaraan Korut-AS," ujar seorang pejabat presiden yang mengutip Moon.
Pejabat tersebut mengatakan Moon telah menyampaikan pandangannya kepada Washington agar melanjutkan perundingan dengan Korut. Pertemuan itu untuk kembali melanjutkan negosiasi mengenai nuklir yang sempat terhenti.
Deputi Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun menyebut masih ada waktu bagi AS dan Korut untuk kembali bernegosiasi dan membuat kemajuan besar. Menurut Biegun, pertemuan puncak antara kedua negara tampaknya mustahil dilakukan sebelum pemilihan presiden karena pandemi virus corona.
Trump dan Kim bertemu untuk pertama kalinya pada 2018 di Singapura. Pertemuan ini meningkatkan harapan terjadi kesepakatan agar Pyongyang menghentikan program senjata nuklirnya. Namun kesepakatan itu tidak terwujud.
Korut dan AS kemudian melakukan pertemuan kedua pada awal 2019 di Vietnam. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara masih belum mencapai kesepakatan.
Trump dan Kim bertemu lagi di zona demiliterisasi pada Juni 2019. Mereka sepakat untuk memulai kembali perundingan, tetapi pembicaraan tingkat kerja antara kedua pihak di Swedia pada Oktober telah terhenti.