Rabu 01 Jul 2020 17:00 WIB

Akhlak Sebagai Core Value BUMN, Erick Thohir: Bismillah

Erick Thohir menilai faktor akhlak sangat vital bagi BUMN untuk maju.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan logo baru Kementerian BUMN di halaman kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/7).
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir meluncurkan logo baru Kementerian BUMN di halaman kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara resmi menetapkan akhlak sebagai core value dari BUMN pada Rabu (1/7). Penetapan akhlak sebagai core value BUMN bersamaan dengan acara perubahan logo dan slogan Kementerian BUMN.

"Hari ini juga saya ingin menetapkan akhlak sebagai core value bukan lip service karena kalau kita bekerja ada core value, ini yang membuat kita kuat," ujar Erick saat meresmikan perubahan logo dan slogan Kementerian BUMN di halaman kantor Kementerian BUMN di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (1/7).

Baca Juga

Erick menjadikan akhlak sebagai panduan bagi manajemen BUMN untuk dapat bekerja dengan benar demi kepentingan bangsa, bukan kepentingan pribadi atau kelompok. Erick memerinci akronim akhlak terdiri atas amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

Erick menilai faktor akhlak sangat vital bagi BUMN untuk maju. Ia mencontohkan poin penting loyal yang harus menjadi acuan bagi manajemen BUMN bekerja untuk kepentingan bangsa dan tidak menyalahgunakan kewenangan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

"Ada 53 kasus hukum di BUMN yang kita nggak mau terulang lagi, ini kenapa akhlak penting," ungkap Erick.

Kata akhlak memang lekat dengan Erick sejak awal menjabat sebagai Menteri BUMN. Dalam setiap kesempatan, mantan pemilik Inter Milan itu selalu menaruh pesan pentingnya akhlak bagi manajemen BUMN.

"InsyaAllah saya yakini dengan kerja keras kita semua dan akhlak sebagai core value, bismillah lillahi taala, Allah SWT akan memudahkan," kata Erick.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement