REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) berencana membuka kembali wisata Gunung Bromo pada Agustus mendatang. Namun untuk waktu secara spesifik, BB TNBTS belum bisa memastikan.
"Belum dipastikan, tergantung dari rekomendasi empat bupati," kata Kepala BB TNBTS John Kenedie.
TNBTS terutama Gunung Bromo terletak di empat kota/kabupaten Jawa Timur (Jatim). Lebih tepatnya di Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan dan Probolinggo. TNBTS mulai ditutup akibat pandemi Covid-19 sejak 19 Maret 2020.
John belum memutuskan akan menerapkan persyaratan surat keterangan sehat atau tidak terhadap pengunjung. Namun ia tak menampik telah menerima edaran tersebut dari pemerintah pusat. Untuk lebih pastinya, dia harus menunggu keputusan dari masing-masing pemerintah kabupaten dan provinsi.
Berdasarkan daya dukung, Gunung Bromo hanya diperkenankan menerima 20 persen pengunjung dari total kapasitas. Jika kondisi membaik, maka kapasitasnya akan dinaikkan menjadi 40 sampai 50 persen. "Tapi kalau begitu dibuka saat ini dan ada kejadian, dengan sangat terpaksa akan kita tutup," kata John.
Saat ini pemesanan tiket Gunung Bromo hanya bisa menggunakan sistem daring. Berdasarkan kesepakatan, pengelola hanya mau menerima 739 pengunjung per harinya. Total kunjungan ini hanya diperuntukkan Gunung Bromo, bukan pendakian Semeru.
John menegaskan, pihaknya belum memutuskan membuka kembali pendakian Gunung Semeru. Pembukaan tempat wisata dilakukan secara bertahap termasuk memprioritaskan Gunung Bromo terlebih dahulu. Pengelola harus memastikan tidak timbul klaster baru dengan adanya pembukaan wisata di Gunung Bromo.
"Nanti tahu-tahu setelah dibuka ada yang positif, kita harus tutup," jelasnya.
Menurut John, aturan pemerintah pusat belum membolehkan wisata pendakian beroperasi kembali. Pemerintah melalui surat edaran hanya memperkenankan tempat wisata yang menghabiskan waktu satu hari. Sementara pendakian Gunung Semeru tidak termasuk ke dalam kategori tersebut.
"Kalau pendakian Semeru tidak mungkin satu hari. Dari Ranupane, Kumbolo, satu hari, PP (pulang-pergi) tiga hari paling cepat. Ini (pendakian Semeru) belum dibahas sampai ke sana," ucap John.