REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN--Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran menilai, beroperasinya kembali kegiatan pariwisata di wilayah itu masih aman dari penyebaran Covid-19. Sejak awal kembali dibuka pada awal Juni, tak ada satupun kasus Covid-19 yang ditemukan akibat aktivitas wisata di Pangandaran.
"Mangkanya Bupati (Jeje Wiradinata) memberi kelonggaran bagi wisatawan yang ingin berkunjung," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki, saat dihubungi Republika, Rabu (1/7).
Mulai hari ini, wisatawan yang berasal dari Jawa Barat (Jabar) tak perlu lagi menunjukkan hasil uji cepat (rapid test) Covid-19. Namun untuk wisatawan yang berasal dari luar Jabar, syarat rapid test masih harus ditempuh.
Selain itu, wisatawan yang bersifat rombongan juga telah diperbolehkan. Kendati demikian, rombongan yang menggunakan bus besar harus menerapkan konsep jaga jarak (physical distancing). Artinya, kapasitas bus tak boleh diisi penuh.
Meski sudah ada kelonggaran, Yani mengingatkan, wisatawan dan para pelaku usaha wisata harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Wisatawan tetap harus memakai masker, jaga jarak, dan menjaga kebersihan diri sendiri. Termasuk juga pelaku wisata harus menerapkan protokol kesehatan.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran mencatat, total kunjungan wisatawan sejak destinasi wisata kembali dibuka telah mencapai belasan ribu kunjungan. Padahal, destinasi wisata di Pangandaran belum sampai satu bulan beroperasi.
Berdasarkan data yang diterima Republika, sejak 5-29 Juni 2020 terdata 12.123 orang berkunjung ke destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran. Obyek wisata yang paling diminati wisatawan adalah Pantai Pangandaran, dengan 6.862 pengunjung. Sementara posisi kedua ditempati Pantai Karapyak dengan 2.619 pengunjung, disusul Pantai Batukaras 1.863 pengunjung, Green Canyon 415 pengunjung, dan Batu Hiu 364 pengunjung.