REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan bahwa di era normal baru pandemi Covid-19 mengubah perilaku belanja masyarakat yang berdampak pada percepatan transformasi digital bisnis. Termasuk juga pada Industri Kecil Menengah (IKM).
Berdasarkan data Bank Indonesia, terjadi lonjakan transaksi perdagangan daring sebesar 18,1 persen hingga 98,3 juta transaksi pada bulan Maret 2020 dengan nilai total transaksi meningkat 9,9 persen menjadi Rp 20,7 triliun.
"Penjualan secara online memudahkan pemasaran hasil industri Indonesia yang sekaligus berguna untuk merevitalisasi IKM menuju Industri 4.0," kata Menperin saat peluncuran kampanye #SemuanyaAdaDisini secara virtual, Rabu (1/7).
Sementara itu Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memaparkan gerakan yang mengedepankan penjualan secara daring, salah satunya melalui marketplace tersebut diyakini akan mampu mengakselerasi perputaran ekonomi.
Dengan demikian, upaya tersebut dapat menjadi sarana pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia, serta menunjukkan keberpihakan bagi produk-produk dalam negeri.
“Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, target kita adalah dua juta UMKM masuk dalam ekosistem digital. Hari ini kita sudah memiliki total 8,6 juta yang masuk dalam ekosistem digital. Kita semua telah menunjukkan komitmen dengan memberikan berbagai dukungan bagi UMKM, seperti pelatihan daring, e-learning, hingga relaksasi perizinan,” jelas Luhut Pandjaitan.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan pihaknya juga berupaya membangun jejaring antara pelaku IKM sebagai bagian dari rantai pasok dengan industri besar.
“Mendekatkan IKM dengan industri berskala besar, akan memberikan peluang bagi IKM untuk berkembang dan berkontribusi dalam rantai pasok industri dalam negeri,” kata Gati.
Ia menambahkan masuknya IKM ke dalam ekosistem digital merupakan cara yang efektif untuk memahami kebutuhan masyarakat dan tren permintaan, sehingga IKM dapat memproduksi barang-barang yang dapat terserap oleh pasar. “Karena itu program-program kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan yang tidak biasa-biasa saja,” ujarnya.