REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur Sutrisno mengapresiasi rencana pembuatan aplikasi satu pintu atau one gate system untuk rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Timur. Menurutnya, sistem tersebut akan mengurangi beban tenaga medis atau tenaga kesehatan (nakes), terutama di rumah sakit rujukan utama yang sering kelebihan pasien.
"Selain itu pasien akan cepat tertangani lebih awal. Kemungkinan komplikasi dan mortalitas juga bisa diturunkan," kata Sutrisno dikonfirmasi Rabu (1/7).
Sutrisno berpendapat, sistem rujukan satu pintu juga akan memudahkan rumah sakit. Sebab, ia menerangkan, rumah sakit dari daerah manapun di Jatim tinggal membuka software untuk melihat rumah sakit mana yang masih ada ruang isolasi atau high care unit yang kosong ketika harus merujuk pasien.
"Misalnya dari Bondowoso tidak harus ke Surabaya, misalnya Jember kosong, ya, bisa ke sana," kata Sutrisno.
Pangkogabwilhan II Marsekal Madya TNI Imran Baidirus mengatakan one gate system ini merupakan hasil kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair). Ia mengatakan aplikasi rujukan satu pintu ini diharapkan bisa mempercepat penanganan pasien Covid-19 sehingga angka kematian bisa ditekan.
"Nantinya kita harapkan bisa mempercepat tindakan dalam hal merujuk pasien ke rumah sakit mana. Kita harapkan itu bisa lebih cepat sehingga pasien bisa ditindaklanjuti lebih cepat juga," kata Imran.
Dengan one gate system ini, lanjut Imran, semua data rumah sakit terkumpul yang dikomandoi dari RS Lapangan Covid-19 Jawa Timur, di Jalan Indrapura, Surabaya. Selain itu, akan ada juga call center yang bisa terus melayani selama 24 jam.
"RS yang punya pasien yang baru akan calling kita di RS Lapangan sebagai call center dan akan kita hubungi di mana kira-kira rumah sakit yang punya kapasitas yang cukup untuk menampung pasien baru. Nanti kita konfirmasi, mampu atau tidaknya kita infokan ke RS yang punya pasien," ujar Imran.