REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Kelompok Hamas menembakkan rentetan roket ke arah laut pada Rabu (1/7). Itu merupakan peringatan yang ingin ditujukan kepada Israel agar tak melanjutkan rencana pencaplokan Tepi Barat.
Dilaporkan laman Times of Israel, Hamas meluncurkan sekitar 20 roket. Namun militer mengatakan tak mengetahui adanya penembakan roket. Peluncuran roket tersebut dilakukan saat ribuan warga Palestina di Gaza menyambut seruan Hamas untuk melakukan demonstrasi menentang pencaplokan Tepi Barat.
Dalam aksinya, mereka mengibarkan-ngibarkan bendera Palestina seraya mengusung plakat bertuliskan “Tidak untuk aneksasi” dan “Palestinian lives matter”, merujuk pada gerakan anti-rasialisme di Amerika Serikat (AS), yakni “Black lives matter”.
“Perlawanan harus dihidupkan kembali. Israel takut akan kekuatan,” kata Rafeeq Inaiah, salah satu warga Gaza yang berpartisipasi dalam demonstrasi.
Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok perlawanan paling kuat Gaza, telah mengancam meningkatkan bentrokan di sepanjang perbatasan Israel. Ancaman itu diutarakan saat situasi yang relatif tenang selama beberapa bulan di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengagendakan pencaplokan Tepi Barat pada Rabu (1/7). Namun dia memutuskan menundanya. Netanyahu mengisyaratkan masih menjalin komunikasi dengan AS.
Netanyahu tak menampik bahwa pencaplokan Tepi Barat merupakan proses yang rumit. Terdapat banyak pertimbangan diplomatik dan keamanan yang tidak dapat dia bahas secara publik. "Kami mengatakan bahwa (pencaplokan) akan terjadi setelah 1 Juli,” ujarnya.