Petugas menggunakan pakaian pelindung diri melakukan proses pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Mobil ambulance pembawa jenazah yang harus dimakamkan dengan protokol covid-19 tiba di area TPU Pondok Ranggon, Jakarta (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Petugas pemakaman menurunkan jenazah yang akan dikuburkan dengan protokol COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Setibanya mobil ambulance pembawa jenazah petugas menyiapkan proses pemakaman dengan protokol covid-19 tiba di area TPU Pondok Ranggon, Jakarta (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Petugas menuliskan identitas jenazah korban Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Petugas memasangkan nisan salib yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 di area TPU Pondok Ranggon, Jakarta (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Suasana mengisi waktu dengan membuka ponselnya di TPU Pondok Ranggon, Jakarta. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pakaian alat pelindung diri petugas dibakar usai memakamkan jenazah di TPU Pondok Ranggon, Jakarta (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Dalam sehari saya pernah menguburkan hingga 30 jenazah, bahkan sampai larut malam, tapi ya mungkin ini menjadi jalan ibadah saya menolong orang ditengah keterpurukan akibat COVID-19 ini” ujar Nahil Ketua regu gali kubur.
Pandemi yang terjadi sejak Maret memaksa mereka tetap bersiaga di sekitar makam. Saat Ramadhan tiba mereka pun berbuka di antara deretan pusara.
Hari semakin gelap, angin berhembus tenang menusuk setiap sendi menjadi teman setia tukang gali kubur COVID-19 di sudut Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta, untuk menghabiskan waktu sembari menunggu jenazah selanjutnya.
sumber : Republika
Advertisement