REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mendesak Turki tidak mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Menurutnya bangunan bekas katedral itu harus tetap terbuka untuk umum.
"Kami mendesak Pemerintah Turki untuk terus mempertahankan Hagia Sophia sebagai museum, sebagai contoh komitmennya menghormati tradisi agama dan ragam sejarah yang berkontribusi pada Republik Turki serta memastikannya tetap dapat diakses oleh semua orang," kata Pompeo pada Rabu (1/7) dikutip laman Al Araby.
Pompeo menilai perubahan status Hagia Sophia dapat mengurangi warisan bangunan yang luar biasa tersebut. AS memandang bahwa perubahan status Hagia Sophia dapat mengurangi nilai warisan yang terkandung dalam bangunan tersebut.
"Sangat jarang di dunia modern untuk melayani umat manusia sebagai jembatan yang sangat dibutuhkan antara mereka yang berbeda agama, tradisi, dan budaya," ucapnya.
Dia berharap AS dapat mempertahankan dialog dengan Turki mengenai pelestarian situs-situs keagamaan dan budaya. Hagia Sopia awalnya merupakan gereja. Hagia Sophia dibangun pada abad keenam di bawah Kekaisaran Bizantium sebagai pusat dari Konstantinopel yang kini dikenal dengan nama Istanbul.
Setelah Kesultanan Ottoman menaklukkan Konstantinopel, Hagia Sopia diubah menjadi masjid. Pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, Hagia Sopia dialihfungsikan menjadi museum.
Tahun lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertimbangkan untuk mengubah kembali Hagia Sopia menjadi masjid.