Kamis 02 Jul 2020 13:46 WIB

Rumah Zakat, 22 Tahun Kebahagiaan Indonesia

Sudah lebih dari 35 juta masyarakat merasakan manfaat energi kebahagiaan Rumah Zakat

CEO Rumah Zakat Nur Efendi.
Foto: Rumah Zakat
CEO Rumah Zakat Nur Efendi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nur Efendi, CEO Rumah Zakat

Warung makan sederhana yang biasanya riuh ramai itu bernama Az Zahra Crispy. Si Empunya, Iin Lestari, biasanya sibuk menyiapkan makanan khas seperti wedang cemoe, ayam geprek, dan melayani para pedagang kecil, warga yang biasa melepas dahaga dan menikmati sesuap nasi.

Baca Juga

Namun pandemi beberapa bulan ini menyulap warung Az Zahra tampak sepi. Ibu Iin terpaksa harus menutup warungnya selama beberapa bulan, dan modal usaha pun habis untuk kebutuhan sehari-hari.

Tapi kini raut mukanya berubah. Senyum tersimpul, ketika dirinya mendapatkan bantuan modal usaha yang disalurkan oleh relawan inspirasi Rumah Zakat. Sedikit laun, usahanya kembali melayani para pembeli.

"Anak saya harus melanjutkan sekolah ke pondok pesantren. Inilah penyemangatku (anak sulungnya), saya harus bangkit, Pasti Bisa, Mesti ono dalan (pasti ada jalan) kalau bukan kita yang merubah keadaan ini siapa lagi,” kata Ibu Iin optimistis bisa melewati Pandemi.

Bu Iin tidak pernah sendiri. Banyak pegiat Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dulu cemberut, kini merasa bahagia. Bu Alfiyah di Desa Banjaranyar Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, yang sudah dua bulan tak berjualan kerupuk, kini bisa kembali berdagang dengan wasilah amanah donatur.

photo
Ibu Alifiyah salah satu penerima modal usaha dari Rumah Zakat. - (Rumah Zakat)

Kebahagiaan itu rupanya menjadi energi bagi kami, untuk terusmenyalurkan amanah para donatur. Rasa lelah mendatangi diberbagai pelosok mereka terbayar sudah dengan rasa bahagia.

Covid-19 memang membuat kita begitu terpukul, namun di tengah kesulitan, justru harapan itu tumbuh. Dalam survey yang digelar Alvara dan Inventure (2020), rupanya 92.9 persen masyarakat melakukan donasi atau sedekah selama wabah Covid-19. Angka yang fantastis!

Artinya, di tengah keterbatasan dan kesulitan, justru mayoritas masyarakat Indonesia masih bisa berbagi untuk saudaranya yang mengalami kesulitan. Yuswohady (April 2020) dalam laporannya tentang Covid-19 menyebutkan bahwa masyarakat Muslim kini semakin religius.

Dalam jurnal yang dirilis Harvard Bussiness School (2009) yang berjudul Feeling Good about Giving: The Benefits (and cost) of SelfInterested Charitable Behaviour, disebutan bahwa berbagi membuat orang lebih bahagia.

The evidence we reviewed is quite supportive: Happier people give more and giving makes people happier (Bukti yang kami review cukup mendukung bahwa semakin bahagia dan senang seseorang berbagi, semakin membuat mereka lebih bahagia) (Michael I. Norton, dkk : p.17).

Semangat berbagi kebahagiaan ini yang terus kami rawat, "22 tahun Kebahagiaan Indonesia". Dengan semangat berbagi kebahagiaan, insya Allah bangsa Indonesia kuat melewati pandemi ini.

Alhamdulillah, di masa pandemi ini, Rumah Zakat telah menyalurkan amanah untuk  masyarakat terdampak Covid-19 hingga Juni 2020, sudah 4.575 APD medis, 157. 826 masker, 18.944 Paket sembako, 5.565 Paket makanan siap saji, serta dari Januari hingga Mei 2020 146.518 paket Superqurban telah diterima oleh 383.500 Penerima manfaat melalui 10.797 relawan yang beraksi. Dan kebahagiaan ini terus berlanjut.

Berdayakan Indonesia

Pembaca, di usia Rumah Zakat ke-22 ini, kami yakin energi kebahagiaan itu terus menyebar. Terbukti, pandemi tak menyurutkan langkah masyarakat untuk berbagi bahagia.

Kami sendiri, bersama ribuan relawan inspirasi Desa Berdaya yang tersebar di seluruh Indonesia, meyakini bahwa energi kebahagiaan ini insya Allah akan membawa kita menjadi bangsa pemenang dan dapat melewati ujian ini.

Senyum Bu Iin dan Bu Alfiyah di desa berdaya menjadi saksi, bahwa optimisme itu hadir. Berat memang, membersamai untuk berbagi kebahagiaan tapi lelah itu terbayar dengan kebahagiaan yang terus menular.

Baru-baru ini, beberapa relawan turut serta dalam menyalurkan sedekah pangan untuk desa-desa terpencil, salah satunya desa di Sidoarjo, tepatnya di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Kami harus menyusur jalan setapak yang Alhamdulillah, kini sudah bisa ditempuh dengan satu motor dengan susah payah, ataupun dengan perahu motor. Karena keterbatasan akses, akhirnya kami harus membagi tim melalui darat untuk pengguna sepeda motor dan yang berkendaraan mobil menggunakan perahu membawa logistik yang akan disalurkan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari dermaga.

Edi Suwatno, Ketua Dusun Kepetingan begitu bahagia menyambut kami. Hal ini semakin menguatkan kami, bahwa energi kebahagiaan itu terus mengalir. Selain program sedekah pangan, saat ini 59 desa di 10 provinsi merasakan manfaat dari wakaf sumber air dengan ribuan penerima manfaat, hingga 33 titik lumbung pangan di 8 provinsi.

Ada pula 1.685 Desa Berdaya, 19 Sekolah Juara, 8 Klinik dan sampai dengan Juni 2020 sudah lebih dari 35 juta masyarakat merasakan manfaat energi kebahagiaan ini. Di tahun 2019 ada 41 persen peningkatan kesejahteraan mustahik, dan 21,4 persen keluar dari garis kemiskinan yang kita intervensi melalui program ekonomi.

Boleh jadi, karena harapan, doa, senyum dan kebahagiaan yang terus mengalir, di usianya ke-22 tahun membuat Rumah Zakat terus dipercaya dan tumbuh hingga sekarang.

Momentum perubahan

Pandemi Covid-19 telah ‘memaksa’ kita bertransformasi menjadi ‘makhluk virtual’. Dalam Consumer Behaviour New Normal After Covid-19, Yuswohady (2020) menyebutkan bahwa perilaku konsumen bergeser dari aktivitas offline menuju online.

Sebagai lembaga yang sudah berusia 22 tahun, kami sadari bahwa zaman terus bergerak. Pandemi ini mengukuhkan transformasi kami dari Entrepreunerial Institusi (2017) menuju World Digital Philantrophy (2020) yang sudah kami canangkan awal tahun.

Hari ini adalah momentum perubahan tersebut. Momentum untuk terus memperbaiki diri dan terus bersyukur. Membincang transformasi digital, kami yakin bahwa transformasi ini merupakan perubahan organisasi menyeluruh yang mencakup perubahan aspek lain seperti strategi, proses, SDM dan value hingga leadership.

Transformasi ini kami kembangakan dua kemampuan yaitu kapabilitas digital (kemampuan digital) dan kapabilitas kepemimpinan (leadership). Tentu saja, semua ini dengan niat karena ingin mencari keberkahan, ridha dan bekal bertemu Allah dalam mengemban tugas ini. Alhamdulillah, momentum ini membuat kami dipercaya menjadi Lembaga Zakat terbaik di Indonesia.

Sudah 14 kali berturut-turut Rumah Zakat memperoleh opini keuangan ‘Wajar Tanpa Pengecualian’ (WTP), ISO ketepatan distribusi Zakat 9001:2015, Anugrah Syariah Republika 2019 hingga 1st Champion Indonesia Original Brand Award 2019, Lembaga ZISWAF unggulan 2019 dan Top Digital Award Implementation on Social Institution 2019, juga puluhan penghargaan terbaik lainnya.

Tentu, ini merupakan kepercayaan dan amahan yang harus kami rawat, sebagaimana Allah akan senantiasa menolong hambaNya yang ingin membahagiakan saudaranya. Semoga, di usianya ke-22, Rumah Zakat, semoga semakin bermanfaat untuk kebahagiaan Indonesia hingga Dunia. Tahniah!

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement