Kamis 02 Jul 2020 14:43 WIB

Lapan: Insya Allah Idul Adha 31 Juli 2020 Serempak

Di seluruh dunia ini Insya Allah hilal akan teramati pada tanggal 21 Juli 2020.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal bulan Dzulhijjah 1441 H pada 21 Juli 2020. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memprediksi penetapan awal Dzulhijjah tahun ini akan serempak atau tidak ada perbedaan.

"Jadi di seluruh dunia ini Insya Allah hilal akan teramati pada tanggal 21 Juli 2020, sehingga awal Dzulhijjah tanggal 22 Juli 2020 dan Idul Adha tanggal 31 Juli 2020," kata Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin kepada Republika.co.id, Kamis (2/7).

Baca Juga

Thomas mengatakan, Insya Allah penetapan awal bulan Dzulhijjah akan serempak pada tahun 2020. Sampai tahun depan Insya Allah penetapan awal Zulhijjah juga akan tetap serentak, karena kondisi posisi bulan tidak berada pada rentang yang menimbulkan perbedaan.

Maka pada 21 Juli 2020 saat Maghrib, posisi Bulan sudah cukup tinggi. Kondisi ini sangat bagus untuk diamati jadi kemungkinan Bulan relatif mudah untuk diamati. Mereka yang menggunakan kriteria wujudul hilal seperti Muhammadiyah, kriteria tinggi Bulan dua derajat seperti Nahdlatul Ulama, kriteria tinggi Bulan tiga derajat elongasi 6,4 derajat seperti Persis, dan kriteria astronomi Internasional, pada 21 Juli 2020 posisi Bulan memenuhi untuk bisa dirukyat.

"Jadi Insya Allah awal Dzulhijjah akan serempak, tidak hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar dunia, awal Dzulhijjah ini sangat bagus posisinya sehingga diperkirakan akan seragam seluruh dunia," ujarnya.

Thomas mengatakan, yang saat ini sering menjadikan perbedaan penentuan tanggal Hijriyah adalah perbedaan kriteria antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Tahun 2021 itu posisi Bulan masih aman, sehingga sampai tahun depan Insya Allah akan serempak dalam menentukan tanggal Hijriyah.

Tapi kalau belum ada kesepakatan kriteria antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, itu karena mereka masing-masing masih menggunakan kriteria sendiri-sendiri, maka tahun 2022 mulai terjadi perbedaan penetapan awal bulan Hijriyah. Sebelumnya, Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi mengatakan bahwa sidang isbat akan digelar pada 21 Juli 2020. Pelaksanaan sidang isbat oleh Kemenag sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

Menag menjelaskan, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender Hijriyah. Misalnya sidang isbat awal Ramadhan digelar pada 29 Sya'ban, awal Syawal digelar 29 Ramadhan. "Karenanya, sidang isbat awal Dzulhijjah digelar pada 29 Dzulqa'dah yang bertepatan pada 21 Juli 2020,” kata Menag dilansir dari laman resmi Kemenag.

Sebagaimana Ramadhan dan Syawal, sidang isbat nantinya akan diawali pembahasan hasil hisab dan laporan rukyatul hilal sebelum menentukan tanggal 1 Dzulhijjah. Sidang akan melibatkan Tim Falakiyah Kemenag, perwakilan ormas, dan undangan lainnya. Jika tanggal 1 Dzulhijjah sudah ditentukan, maka bisa diketahui kapan hari raya Idul Adha 1441 H yang jatuh pada 10 Zulhijjah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement