Kamis 02 Jul 2020 17:31 WIB

Harga Ayam Potong di Solo Capai Rp 40 Ribu per Kg

Kenaikan karena pasokan barang dari peternak atau distributor berkurang

Harga daging ayam di Solo meningkat menjadi Rp 40 ribu per kilogramnya.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Harga daging ayam di Solo meningkat menjadi Rp 40 ribu per kilogramnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Harga daging ayam di pasar tradisional di Solo menuju tatanan kehidupan baru atau normal baru mengalami kenaikan. Kenaikan mencapai Rp 40 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 35 ribu per kg.

Pantauan di Pasar Sidodadi Kleco Laweyan Solo, Kamis (2/7), menyebutkan harga daging ayam potong di pedagang rata-rata dijual cukup tinggi yakni Rp 40 ribu per kg, sedangkan harga beberapa kebutuhan pokok lainnya menjelang Hari Idul Adha tetap stabil.

Baca Juga

Menurut Atun (48 tahun), salah satu pedagang daging ayam di Pasar Sidodadi Kleco Solo, harga daging ayam memang cukup tinggi, dan sudah berjalan dua hari ini. Harga daging ayam kalau normal hanya dijual sekitar Rp 32 ribu hingga Rp 35 ribu per kg.

Menurut Atun, harga daging ayam awalnya hanya sekitar Rp 32 ribu per kg pada pekan lalu, kemudian naik menjadi Rp 35 ribu per kg, dan kini naik lagi Rp 5.000 per kg, sehingga menjadi Rp 40 ribu per kg.

Kenaikan harga daging ayam, kata Atun, karena pasokan barang dari peternak atau distributor berkurang, sedangkan kebutuhan masyarakat justru meningkat. "Saya tidak mengerti kenaikan daging ayam apakah dampak perekonomian masyarakat mulai bergerak menuju normal baru, sehingga permintaan konsumen terus meningkat, " kata Atun.

Namun, tingginya harga daging ayam tidak diikuti barang-barang lainnya seperti daging sapi tetap stabil pada harga Rp 110 ribu per kg untuk kualitas satu dan Rp 100 ribu per kg kualitas dua, sedangkan harga daging kambing bertahan Rp 90 ribu per kg.

Sidiq (42) pedagang lainnya di pasar yang sama mengatakan harga beras menjelang Hari Idul Adha masih stabil antara Rp 10 ribu per kg hingga Rp 12.500 per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg, minyak goreng Rp 13 ribu per kg, dan telur Rp 24 ribu per kg.

Menurut Sidiq, pasokan barang ke pasar lancar-lancar saja, sehingga persediaan di pedagang relatif banyak. Menuju normal baru para pedagang di Pasar Sidodadi tetap berdagang sesuai protokol kesehatan, dengan mengenakan masker, cuci tangan dengan sabun, dan jaga jarak.

Para pedagang terlihat sudah mengenaikan masker dan mereka sering mencuci tangan dengan sabun di tempat-tempat yang sudah disediakan di setiap sudut pasar, sehingga pengunjung juga merasa nyaman dan tidak khawatir lagi soal penyebaran Covid-19.

Selain barang kebutuhan pokok, harga komoditas sayuran di Pasar Sidodadi Solo sepekan ini, rata-rata juga dijual tetap stabil, sedangkan pasokan barang ke pasar relatif cukup.

Samiyen (52) pedagang di Pasar Sidodadi mengatakan harga bawang merah kini dijual stabil Rp 35 ribu per kg bawang putih hanya Rp 20 ribu per kg, cabai rawit merah Rp 20 ribu per kg, dan cabai keriting Rp 14 ribu per kg.

Komoditas sayuran di Solo, banyak dipasok dari daerah sentra seperti Selo Boyolali, Tawangmangu Karanganyar, Kopeng Salatiga dan sebagian dari wilayah Jawa Timur.

Para pedagang berharap harga-harga barang kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan hingga Hari Idul Adha mendatang. Sehingga, kondisi pasar tetap bergairah karena banyak pembeli atau pengunjung ke pasar pada normal baru saat ini.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan kondisi pasar tradisional di Solo menuju ke tatanan kehidupan baru mulai bergairah. Meskipun, jumlah pengunjung sudah mulai ramai, tetapi baik pedagang maupun pembeli sudah melakukan protokol kesehatan dengan baik.

"Di setiap pasar tradisional kami tempatkan petugas untuk memantau jika ada pengunjung atau pembeli yang tidak mengenakan rmasker, dilarang masuk pasar," kata Heru.

Bahkan, para pedagang selalu diingatkan harus memakai masker, jika perlu pelindung wajah, selalu mencuci tangan dengan sabun ketika akan masuk pasar, membawa hand sanitizer, dan tetap jaga jarak guna memutus mata rantai penyebaran virus.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement