REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Said bin Al Musayib adalah seorang ulama senior di kalangan tabi’in. Dia memiliki seorang putri yang cantik dan juga punya ilmu agama yang mendalam. Tak heran bila banyak pria yang datang melamarnya tetapi semuanya ditolak.
Padahal, mereka yang datang bukan dari kalangan biasa-biasa saja, melainkan orang-orang hebat dan terhormat dari keturunan dan harta. Said bin Al Musayib pun demikian. Dia tidak tertarik mempunyai menantu dengan kelas sosial seperti itu.
"Dan ternyata beliau malah lebih memilih menikahkan putrinya itu dengan salah satu muridnya yang tidak saja miskin, tetapi juga baru saja menjadi duda," ujar Ustadz Sutomo Abu Nashr dalam Agar Tak Salah Langkah Dalam Memilih Pasangan Sah.
Ustadz Sutomo memaparkan, murid yang dimaksud bernama Abu Wada'ah. Namun, Abu Wada'ah sudah beberapa hari tak tampak di pengajian Said bin Al Musayib. Saat Abu Wada'ah tiba untuk pertama kali sejak tak muncul beberapa hari, Said pun langsung menanyakan dari mana saja hingga tak menghadiri pengajian.
Kemudian Abu Wada'ah menyampaikan dia baru saja menjadi duda lantaran istrinya meninggal. Said langsung bertanya kepada muridnya itu, soal apakah mau menikah lagi. Dan jawabannya tentu saja ingin, tetapi masalahnya yakni soal ekonomi.
Sebab bagaimana mungkin ada wanita yang mau menerima dirinya, hanya laki-laki biasa tak punya apa-apa. Secara mengejutkan, Said menyatakan bakal menikahkan Abu Wada'ah. Ya, dengan siapa lagi kalau bukan dengan putrinya yang telah dilamar banyak orang terhormat itu.
Abu Wada'ah tidak menolaknya karena itu adalah permintaan sang guru. Lantas akad nikah dilakukan saat itu juga dan sungguh sangat mendadak. Tidak terpikirkan sama sekali oleh Abu Wada'ah dia akan memperoleh status baru, padahal ia hanya berniat mengaji untuk mendapatkan ilmu. Status dudanya pun berganti dan ini karena gurunya.
Namun, lucunya, setelah selesai mengaji yang dilanjut dengan akad pernikahan itu, Abu Wada'ah malah langsung pulang begitu saja, entah karena lupa, malu, atau hal lainnya. Bahkan, Said bin Al Musayyib yang dikenal tidak pernah keluar rumah selama bertahun-tahun kecuali ke masjid, itu sampai menyempatkan waktunya mendatangi rumah Abu Wada'ah hanya untuk mengantarkan putrinya yang sudah menjadi istri Abu Wada'ah.